IF dan Kesehatan Metabolik: Rahasia Tubuh Lebih Sehat Tanpa Diet Ekstrem?

Ilustrasi metabolisme
Sumber :
  • Pixaby

Mitokondria adalah "pembangkit energi" dalam sel. IF telah terbukti membantu memperbaiki dan merangsang produksi mitokondria yang lebih efisien, sehingga energi tubuh meningkat.

Kapan Waktu Terbaik Puasa IF? Ini Rahasianya Agar Berat Badan Turun Maksimal!

Membantu Penurunan Berat Badan Stabil

Berbeda dari diet ketat yang membuat metabolisme melambat, IF justru mempertahankan massa otot dan meningkatkan pembakaran kalori saat istirahat, mendukung penurunan berat badan jangka panjang.

IF vs OMAD: Mana yang Lebih Efektif untuk Turun Berat Badan dan Gaya Hidup Sehat?

Selain itu, beberapa penelitian menunjulakkan manfaat nyata IF bagi kesehatan metabolik. Sebut saja, studi dari University of Alabama menemukan bahwa pria dengan prediabetes yang mengikuti pola makan terbatas waktu (makan hanya dalam jendela 8 jam) menunjukkan peningkatan sensitivitas insulin dan tekanan darah yang lebih rendah. Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism (2018) menunjukkan bahwa IF membantu meningkatkan metabolisme dan menurunkan kadar insulin puasa pada partisipan obesitas. Ada juga sebuah meta-analisis tahun 2020 mencatat bahwa IF bisa menurunkan berat badan antara 3–8% dalam waktu 3–24 minggu serta secara signifikan menurunkan kadar trigliserida, kolesterol LDL, dan peradangan sistemik.

Hasil dari berbagai studi ini memperkuat klaim bahwa IF tak hanya bermanfaat untuk berat badan, tapi juga menjadi pendekatan preventif terhadap penyakit metabolik kronis.

Efek IF pada Insulin: Benarkah Bisa Mengontrol Gula Darah dan Turunkan Risiko Diabetes?

Agar IF benar-benar mendukung kesehatan metabolikmu, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

  1. Mulai dari metode ringan – Seperti 12/12 (12 jam puasa, 12 jam makan) atau 14/10 untuk membantu tubuh beradaptasi secara bertahap sebelum mencoba metode yang lebih panjang seperti 16/8.
  2. Konsisten dengan waktu makan – Tubuh merespons lebih baik jika pola makanmu teratur setiap hari. Cobalah makan pada waktu yang sama setiap harinya.
  3. Pilih makanan bergizi tinggi – Konsumsi protein tanpa lemak (ayam, ikan), lemak sehat (alpukat, minyak zaitun), serta karbohidrat kompleks (ubi, quinoa) untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
  4. Hindari makan berlebihan setelah puasa – Jangan balas dendam dengan makan berlebihan saat jendela makan. Makan perlahan, nikmati makanan, dan berhenti sebelum kenyang.
  5. Tetap terhidrasi – Minumlah air putih sepanjang hari, terutama saat berpuasa. Teh herbal dan air lemon juga bisa membantu.
  6. Aktif secara fisik – Berolahraga ringan selama fase puasa, seperti jalan kaki atau yoga, bisa membantu meningkatkan pembakaran lemak dan mempercepat adaptasi metabolik.
  7. Pantau kondisi tubuhmu – Jika kamu merasa lemas, pusing, atau mengalami gejala yang tidak biasa, pertimbangkan untuk menyesuaikan metode IF atau konsultasi dengan ahli gizi atau dokter.
Halaman Selanjutnya
img_title