Menopause Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung? Ini Jawaban Ahli

Ilustrasi jantung
Sumber :
  • Freepik

Saat seorang wanita memasuki menopause, tubuhnya mengalami penurunan produksi hormon estrogen secara drastis. Estrogen adalah hormon utama yang memberi banyak perlindungan bagi tubuh perempuan selama masa reproduktif. Salah satu fungsi terpentingnya adalah menjaga elastisitas dan fleksibilitas pembuluh darah, membantu mereka berkontraksi dan relaksasi dengan baik. Estrogen juga membantu mengatur kadar kolesterol, mencegah penumpukan plak di dinding arteri, serta memelihara tekanan darah tetap stabil.

Kenapa Tubuh Justru Lelah Setelah Libur Panjang? Ini Penjelasan Ahli yang Mungkin Belum Pernah Kamu Dengar

Namun, saat menopause tiba, kadar estrogen menurun drastis. Profesoe kedokteran di Harvard Medical School, Dr. JoAnn E. Manson menyebut bahwa penurunan ini menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih kaku dan rentan terhadap inflamasi, serta meningkatkan risiko pembentukan plak aterosklerotik, yang merupakan pemicu utama serangan jantung dan stroke.

“Estrogen seperti perisai bagi jantung. Ketika itu menghilang, jantung jadi lebih rentan terhadap berbagai ancaman," ujar Dr. Manson.

10 Rekomendasi Tempat Healing di Jawa Barat, Cocok Didatangi Saat Stres Berat!

Selain itu, setelah menopause, tubuh perempuan lebih mudah mengalami sindrom metabolik, yaitu kumpulan kondisi seperti kadar kolesterol LDL meningkat, HDL menurun, penumpukan lemak di perut, peningkatan tekanan darah dan resisten insulin. Semua faktor ini memperbesar risiko penyakit jantung secara signifikan. Bahkan perempuan yang sebelumnya memiliki gaya hidup sehat bisa mengalami perubahan metabolik yang signifikan dalam beberapa tahun pertama menopause.

Tak sampai di situ, sebelum menopause, perempuan cenderung menyimpan lemak di sekitar pinggul dan paha, yang secara medis dianggap lebih ‘aman’ terhadap risiko jantung. Tapi setelah estrogen menurun, distribusi lemak bergeser ke bagian perut yang dikenal sebagai lemak visceral. Lemak ini membungkus organ dalam dan sangat aktif secara hormonal, meningkatkan peradangan dan mengganggu fungsi pembuluh darah. Penelitian dari Johns Hopkins University menunjukkan bahwa akumulasi lemak visceral setelah menopause berkorelasi erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2.

Liburan Bisa Turunkan Risiko Serangan Jantung? Ini Penjelasan Ahli Kardiologi

Menopause juga sering datang bersamaan dengan gangguan tidur kronis, kecemasan, dan depresi ringan hingga sedang. Hal ini bukan hanya berdampak pada kesehatan mental, tapi juga memengaruhi ritme jantung, tekanan darah, dan sistem kekebalan tubuh. Menurut British Menopause Society, perempuan menopause dengan insomnia berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi dan takikardia (detak jantung terlalu cepat), terutama jika tidak ditangani dengan pendekatan menyeluruh—baik medis maupun gaya hidup.

Sementara itu, dalam studi yang dilakukan di University of Leeds, Inggris, menunjukkan bahwa setelah menopause, pembuluh darah menjadi lebih responsif terhadap stres dan lebih lambat kembali ke keadaan normal. Ini berarti ketika perempuan mengalami stres emosional, tekanan darah mereka cenderung meningkat lebih cepat dan bertahan lebih lama, menciptakan risiko tambahan terhadap serangan jantung yang disebut sebagai “broken heart syndrome” atau takotsubo cardiomyopathy.

Halaman Selanjutnya
img_title