Coba Pola Makan Diet 80:20 yang Realistis, Fleksibel dan Tanpa Pantangan

Ilustrasi diet
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Berapa kali Anda memulai diet dengan penuh semangat, lalu menyerah hanya dalam hitungan minggu karena merasa terlalu ketat dan melelahkan? Atau mungkin Anda pernah merasa bersalah setelah menikmati sepotong kue karena takut "merusak" hasil diet? Jika iya, Anda tidak sendirian. Banyak orang merasa diet identik dengan pantangan, lapar, dan tekanan mental. Padahal, ada pendekatan yang lebih manusiawi, fleksibel, dan tetap efektif—pola makan 80:20.

Buang Air Besar Setelah Makan, Bikin Kurus?

Pola makan ini sedang naik daun di kalangan ahli gizi dan pelaku diet karena mampu menjembatani kebutuhan tubuh akan nutrisi seimbang, sekaligus menghargai sisi emosional kita terhadap makanan. Tidak ada makanan yang “haram”, tidak ada rasa bersalah, dan tidak ada paksaan. Justru inilah alasan mengapa pola ini begitu dicintai: karena realistis dan berkelanjutan.

Pola makan 80:20 mengajarkan kita untuk makan sehat 80 persen dari waktu, dan menikmati makanan favorit tanpa rasa bersalah pada 20 persen sisanya. Sebuah konsep yang memberi ruang bagi kenikmatan hidup—dan menurut para pakar, justru itulah kunci keberhasilan jangka panjang. Mari kita bahas lebih dalam.

Apa Itu Pola Makan 80:20?

Benarkah Makanan Gluten-Free Bisa Bantu Turunkan Berat Badan? Ini Faktanya

Pola makan 80:20 adalah pendekatan yang menekankan keseimbangan, bukan pantangan. Dalam praktiknya, 80 persen dari total asupan makanan harian atau mingguan Anda terdiri dari makanan bernutrisi tinggi—sayur, buah, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, dan lemak sehat. Sementara 20 persen sisanya adalah ruang fleksibel untuk makanan yang Anda sukai, entah itu sepotong cokelat, makanan cepat saji, atau camilan favorit.

Menurut pelatih kebugaran dan penulis buku nutrisi asal AS, Jillian Michaels pola makan ini membuat orang lebih mungkin konsisten karena tidak merasa terlalu dibatasi.

5 Jenis Makanan Pembakar Lemak yang  Wajib dimakan Setelah Makan Malam

“Orang cenderung gagal dalam diet karena merasa dipenjara. Pola 80:20 mengembalikan kebebasan itu tanpa mengorbankan tujuan,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
img_title