IF vs OMAD: Mana yang Lebih Efektif untuk Turun Berat Badan dan Gaya Hidup Sehat?
- Pixaby
Lifestyle –Gaya hidup sehat dan metode penurunan berat badan semakin banyak dipilih orang yang ingin hidup lebih seimbang dan bugar. Dua metode yang kini populer adalah Intermittent Fasting (IF) dan OMAD (One Meal A Day). Keduanya sama-sama mengandalkan konsep puasa, namun punya pendekatan dan dampak yang berbeda pada tubuh.
Bagi yang baru memulai perjalanan diet atau sedang mencari metode paling sesuai, sering muncul pertanyaan: "Mana yang lebih efektif, IF atau OMAD?" Artikel ini akan mengupas perbedaan mendasar, kelebihan dan kekurangan dari keduanya, serta memberikan panduan memilih metode yang paling cocok dengan kebutuhan dan gaya hidupmu. Mari kita telusuri lebih dalam perbandingan IF vs OMAD!
Intermittent Fasting atau IF adalah pola makan yang mengatur waktu makan dan puasa dalam sehari. Salah satu metode yang paling populer adalah 16:8, yaitu puasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam. Ada pula metode lain seperti 14:10, 18:6, hingga pendekatan 5:2, di mana seseorang berpuasa dengan pembatasan kalori selama dua hari dalam seminggu. Fokus utama dari IF adalah memberi waktu bagi tubuh untuk memproses makanan dengan lebih efisien, membakar cadangan lemak, serta meningkatkan metabolisme, tanpa harus membatasi secara ketat jenis makanan yang dikonsumsi.
Sementara itu, OMAD atau One Meal A Day adalah bentuk yang lebih ekstrem dari IF. Dalam metode ini, seseorang hanya makan sekali dalam sehari, biasanya dalam jendela makan selama satu jam. Artinya, selama 23 jam sisanya tubuh berada dalam kondisi puasa. Tujuan utama dari OMAD adalah mengurangi frekuensi makan secara drastis dan mengandalkan satu kali makan penuh untuk memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi harian. Meskipun bisa memberikan hasil penurunan berat badan dengan cepat, OMAD juga menantang karena memerlukan pengendalian diri dan disiplin tinggi.
Perbandingan IF vs OMAD: Mana yang Lebih Efektif?
Dari segi penurunan berat badan, IF menawarkan fleksibilitas dalam pola makan, memungkinkan seseorang untuk tetap menikmati waktu makan bersama keluarga atau mengikuti rutinitas sehari-hari dengan lebih mudah. Metode ini cocok untuk pemula karena tidak terlalu membatasi frekuensi makan, hanya mengatur waktunya saja. Sebaliknya, OMAD cenderung memberikan hasil yang lebih cepat dalam menurunkan berat badan karena asupan kalori harian yang jauh lebih rendah. Namun, rasa lapar ekstrem sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang belum terbiasa.
Dari segi keseimbangan nutrisi, IF memberikan kesempatan lebih besar untuk mendistribusikan asupan makanan secara merata sepanjang jendela makan. Seseorang bisa mengatur menu yang seimbang dalam dua hingga tiga waktu makan. Sedangkan dalam OMAD, semua kebutuhan tubuh harus dipenuhi dalam satu kali makan. Jika tidak dirancang dengan baik, risiko kekurangan nutrisi bisa sangat tinggi.