Berat Badan Naik Setelah Idul Adha? Ini Alasan Daging Kurban Bisa Gagalkan Dietmu

Ilustrasi kenaikan berat badan
Sumber :
  • Freepik

LifestyleIdul Adha bukan hanya tentang ibadah dan berbagi, tetapi juga soal kebersamaan yang hangat di meja makan. Daging kurban yang melimpah disulap jadi hidangan menggoda mulai dari sate beraroma arang, gulai dengan santan kental, hingga rendang empuk yang meresap bumbunya. Semua terasa sah, apalagi karena hanya setahun sekali.

Resep Jus Seledri yang Ampuh Turunkan Kolesterol Setelah Konsumsi Daging Kurban

Namun, setelah hari-hari penuh santapan daging itu berlalu, banyak orang mulai mengeluh. Timbangan tiba-tiba melonjak, baju jadi sempit, dan tubuh terasa lebih berat. Rasa bersalah pun muncul, terutama bagi mereka yang tengah menjalani program diet atau gaya hidup sehat.

Pertanyaannya, apakah benar konsumsi daging kurban bisa menggagalkan diet yang sudah dirintis dengan susah payah? Dan apakah daging merah seburuk itu untuk berat badan dan metabolisme tubuh?

Terlalu Banyak Makan Daging? Ini 5 Jus Penurun Kolesterol yang Wajib Dicoba!

Mari kita bedah secara ilmiah dan realistis, agar kamu bisa tetap menikmati Idul Adha tanpa kehilangan kendali atas kesehatanmu.

Mengapa daging kurban bisa bikin berat badan langsung naik meroket? Daging merah, terutama dari kambing dan sapi, memang kaya nutrisi: tinggi protein, zat besi, zinc, dan vitamin B12. Tapi di sisi lain, ia juga tinggi lemak jenuh dan kalori, apalagi jika tidak diolah dengan cara yang sehat.

Resep Jus Tomat Segar yang Ampuh Turunkan Kolesterol Usai Pesta Daging Kurban

Menurut U.S. Department of Agriculture (USDA), 100 gram daging sapi bisa mengandung hingga 250 kalori, tergantung bagian tubuh dan metode memasaknya. Jika dibakar (seperti sate) atau dimasak dengan santan (seperti gulai), kalorinya bisa melonjak dua kali lipat. Belum lagi tambahan nasi, lontong, sambal, dan kerupuk yang kerap menyertainya. Tanpa disadari, satu kali makan bisa menyumbang lebih dari 700 hingga 1000 kalori, jumlah yang mendekati total kebutuhan kalori harian sebagian besar orang dewasa.

Daging memang tinggi protein, tetapi konsumsi berlebih bisa membebani sistem pencernaan dan metabolisme tubuh. Ahli nutrisi dari Tufts University School of Medicine, Dr. Dariush Mozaffarian menjelaskan bahwa diet tinggi daging merah terutama yang tinggi lemak jenuh dapat mengganggu keseimbangan metabolik tubuh.

Halaman Selanjutnya
img_title