Kenapa Nasi Hangat dan Makanan Pedas Bikin Nafsu Makan Naik hingga Sebabkan Berat Badan Ikut Melonjak?

Ilustrasi sambal cumi
Sumber :
  • pinterest/Marikitamasak

Lifestyle –Libur long weekend selalu jadi momen yang ditunggu. Selain waktu istirahat dari rutinitas kerja, banyak orang memanfaatkannya untuk melakukan perjalanan ke luar kota, mengeksplorasi tempat baru, dan tentu saja berburu kuliner khas daerah. Sejumlah makanan khas mulai dari gudeg Jogja, rendang Padang, hingga sambal matah Bali, masing-masing punya keunikan rasa yang menggugah selera. Apalagi jika disantap dalam kondisi hangat, dengan nasi putih mengepul yang baru saja diangkat dari kukusan.

Resep Nasi Bakar Ayam Suwir yang Pedasnya Nikmat, Rendah Kalori dan Cocok untuk Menu Diet Andalah!

Namun, pernahkah Anda menyadari sesuatu setelah wisata kuliner? Nafsu makan yang tadinya biasa saja, mendadak meningkat. Satu porsi terasa kurang, dua porsi pun masih bisa ditambah. Dan yang lebih mencemaskan, berat badan pun ikut naik perlahan tanpa disadari. Tapi kenapa hal ini bisa terjadi?

Mengapa Nasi Hangat dan Makanan Pedas Begitu Menggoda?

Menurut ahli nutrisi sekaligus profesor nutrisi di New York University, Dr. Lisa Young makanan hangat terutama nasi memiliki efek psikologis dan fisiologis yang kuat dalam meningkatkan nafsu makan.

Kenapa Tubuh Justru Lelah Setelah Libur Panjang? Ini Penjelasan Ahli yang Mungkin Belum Pernah Kamu Dengar

“Nasi yang hangat membantu mengeluarkan aroma alami dan memberikan sensasi kenyamanan. Ini mengaktifkan otak bagian limbik yang bertanggung jawab terhadap emosi dan kenikmatan,” jelasnya dalam wawancara dengan Healthline. 

Riset juga menunjukkan bahwa makanan hangat meningkatkan sensitivitas lidah terhadap rasa. Hal ini menjadikan makanan terasa lebih lezat dan membuat kita cenderung makan lebih banyak, dibanding jika makanan tersebut disajikan dalam keadaan dingin. 

Coba Pola Makan Diet 80:20 yang Realistis, Fleksibel dan Tanpa Pantangan

Lalu bagaimana dengan makanan pedas? Makanan yang mengandung capsaicin, senyawa aktif dalam cabai, memang dikenal bisa mempercepat metabolisme. Tapi menurut peneliti dari University of Newcastle Australia, Dr. John Prescott capsaicin juga memiliki efek unik terhadap otak.

“Capsaicin menimbulkan sensasi panas yang menyakitkan, namun otak meresponsnya dengan melepaskan endorfin dan dopamine, zat kimia yang menimbulkan perasaan senang dan puas,” ungkap Prescott dalam jurnal Appetite.

Efek inilah yang membuat kita sering merasa ‘ketagihan’ saat makan, makanan pedas. Sensasi yang menyiksa tapi menyenangkan ini menciptakan reward system di otak, yang mendorong kita untuk terus mengonsumsi, bahkan saat tubuh sudah kenyang.

Kombinasi Nasi Hangat dan Makanan Pedas: Resep Ampuh untuk Nafsu Makan Meledak

Bayangkan perpaduan nasi hangat yang empuk dan lembut, disantap bersama sambal yang pedas menyengat dan lauk kaya rempah. Kombinasi ini bukan hanya memanjakan lidah, tapi juga mengaktifkan seluruh sistem kenikmatan dalam otak. Seperti dijelaskan peneliti nutrisi dari Tufts University di Boston, Dr. Susan B. Roberts  yang menyebut bahwa makanan semacam ini sebagai hyperpalatable foods yaitu makanan yang menggabungkan beberapa elemen kenikmatan sekaligus yakni rasa gurih, pedas, manis, asin, dan tekstur lembut.

“Makanan hyperpalatable memicu pelepasan dopamin secara berulang yang bisa membuat seseorang makan tanpa kontrol, meski tubuh tidak lagi membutuhkan kalori,” tulis Roberts dalam The American Journal of Clinical Nutrition.

Saat tubuh terus-menerus menerima sinyal kenikmatan dari makanan seperti ini, sistem kontrol nafsu makan pun melemah. Akibatnya, seseorang bisa makan berlebihan tanpa sadar.

Masalahnya, perpaduan nasi hangat dan lauk pedas cenderung tinggi kalori. Nasi putih sendiri mengandung sekitar 200 kalori per porsi. Ditambah sambal goreng, rendang, atau ayam balado, total kalori bisa dengan mudah menembus 600–800 kalori dalam satu kali makan. Jika ini dikonsumsi dua hingga tiga kali dalam sehari, dan ditambah camilan saat jalan-jalan kuliner, asupan kalori harian bisa jauh melebihi kebutuhan tubuh.

Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, konsumsi kalori berlebih secara konsisten, meski hanya 300–500 kalori per hari, bisa menyebabkan kenaikan berat badan 2–5 kg dalam waktu dua bulan. Parahnya, kenaikan berat badan ini sering terjadi tanpa disadari, karena kita merasa makan wajar saja.

Apa yang Terjadi di Otak Saat Kita Makan Berlebih?

Ahli saraf dari University of Cambridge, Dr. Paul Fletcher, menjelaskan bahwa sistem otak yang mengatur rasa lapar dan kenyang bisa dibajak oleh makanan yang sangat menggoda.

“Semakin sering otak menerima sinyal kenikmatan dari makanan, semakin tumpul respons terhadap sinyal kenyang,” katanya dalam wawancara bersama BBC Health.

Artinya, tubuh mungkin sudah kenyang secara fisik, tapi otak belum merespons kenyang tersebut karena terlalu sibuk menikmati sensasi dari makanan. Ini disebut dengan istilah mindless eating, yang banyak terjadi saat kita menikmati makanan favorit tanpa memikirkan jumlahnya.

Tips Mengontrol Nafsu Makan Saat Menikmati Kuliner Favorit

Tidak ada yang salah dengan menikmati nasi hangat dan makanan pedas. Namun, agar tidak berdampak negatif pada tubuh dan berat badan, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  1. Makan dengan perlahan
    Kunyah makanan secara sadar dan perlahan. Ini memberi waktu bagi otak untuk menerima sinyal kenyang.
  2. Mulai dengan sayur terlebih dulu
    Konsumsi serat dari sayuran bisa membantu mengontrol rasa lapar sebelum menyantap karbohidrat dan lauk.
  3. Batasi porsi nasi
    Gunakan piring kecil atau ambil setengah porsi saja.
  4. Jangan makan sambil menonton atau ngobrol panjang
    Fokus pada makanan membuat kita lebih sadar berapa banyak yang dikonsumsi.
  5. Minum air putih sebelum makan
    Air membantu memberi rasa kenyang lebih cepat.

Nikmati dengan Penuh Kesadaran

Momen liburan dan wisata kuliner seharusnya membawa kebahagiaan, bukan penyesalan. Menikmati makanan khas daerah adalah bagian dari kekayaan budaya yang patut diapresiasi. Namun, kenikmatan sesaat jangan sampai membawa dampak jangka panjang seperti kenaikan berat badan atau gangguan metabolik.

Dengan memahami bagaimana otak dan tubuh merespons kombinasi nasi hangat dan makanan pedas, kita bisa lebih bijak dalam mengelola nafsu makan. Kuncinya bukan pada melarang diri, tapi pada pengendalian dan kesadaran penuh saat menikmati makanan.

Jika Anda merasa sering lapar mata saat melihat nasi mengepul dan sambal merah menyala, kini Anda tahu alasannya bukan karena ‘lemah iman’, melainkan karena tubuh dan otak Anda memang dirancang untuk mencintai rasa. Namun, seperti halnya cinta, kenikmatan makan pun harus disertai dengan kesadaran dan batas yang sehat.