Makan Malam Setelah Jam 7 Bikin Gemuk? Mitos atau Fakta?
- Pixaby
Hasil ini menegaskan bahwa waktu makan berperan dalam bagaimana tubuh memproses energi.
Studi lain dari Johns Hopkins University yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan bahwa makan malam pukul 22.00 memperburuk toleransi glukosa dan mengurangi pembakaran lemak dibandingkan makan pukul 18.00. Artinya, metabolisme tubuh memang bekerja berbeda tergantung jam makan.
Bidang ilmu baru yang disebut chrononutrition meneliti hubungan antara waktu makan dengan ritme sirkadian tubuh. Menurut penelitian Dr. Nina Vujovic dari Brigham & Women’s Hospital, makan terlalu larut dapat menurunkan kadar leptin (hormon kenyang), meningkatkan rasa lapar, menurunkan pengeluaran energi, serta merangsang penyimpanan lemak.
Dengan kata lain, makan malam larut bukan hanya soal kalori, tapi juga soal bagaimana tubuh menyesuaikan metabolisme dengan jam biologis.
Tidak hanya eksperimen laboratorium, studi observasional berskala besar juga menemukan pola yang sama. Analisis data NHANES menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi hampir separuh kalori hariannya di malam hari dua kali lebih mungkin mengalami obesitas setelah enam tahun dibanding mereka yang makan lebih banyak di pagi dan siang hari meski total kalori sama.
Meski banyak bukti mendukung teori makan malam bikin gemuk, sebagian ahli tetap berhati-hati.
“Kalori ya kalori, yang membuat berat badan naik adalah ketika kalori masuk lebih banyak daripada yang dibakar, bukan hanya karena waktu makan,” kata Jamie Mass, RD, dalam wawancara dengan Women’s Health.