Makanan Pedas Bisa Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasan Ahli

Ilustrasi seblak kering
Sumber :
  • pinterest

Lifestyle –Long weekend adalah momen yang ditunggu banyak orang. Bukan hanya untuk beristirahat dari rutinitas, tapi juga untuk mengejar sesuatu yang sering tertunda: berburu makanan viral. Mulai dari mie level pedas ekstrem, ayam geprek sambal matah, bakso mercon hingga seblak prasmanan, ya  kuliner pedas selalu jadi primadona. Deretan food vlogger di media sosial seolah berlomba-lomba mencicipi makanan paling pedas minggu ini.

Orang Tua Anda Sering Mengantuk dan Diam Saja? Jangan Anggap Rewel, Bisa Jadi Masalah Ginjal

 

Menariknya, di tengah menjamurnya makanan pedas sering dibarengi dengan anggapan populer bahwa, kalau makan pedas, bisa langsing. Banyak yang percaya bahwa sensasi panas dari cabai mampu membakar lemak dan mempercepat metabolisme, sehingga apa yang dimakan tidak akan menjadi lemak. Tak sedikit pula yang menjadikan cabai sebagai bagian dari strategi diet mereka.

Kenapa Tubuh Bengkak dan Berat Badan Naik Drastis? Waspadai Bisa Jadi Pertanda Ginjal Bocor

 

Tapi, benarkah makanan pedas bisa membantu menurunkan berat badan? Atau hanya mitos yang enak dipercaya karena membuat kita merasa tidak bersalah saat nambah porsi?

Coba Pola Makan Diet 80:20 yang Realistis, Fleksibel dan Tanpa Pantangan

 

Capsaicin: Senyawa Pedas yang Menggoda Sains

Rasa pedas pada cabai berasal dari senyawa bernama capsaicin. Inilah zat yang membuat mulut terasa terbakar, hidung meler, dan tubuh berkeringat. Capsaicin bekerja dengan cara menstimulasi reseptor rasa sakit di lidah, dan otak meresponsnya seolah-olah tubuh sedang menghadapi panas tinggi.

 

Menurut dosen ilmu pangan dan nutrisi dari Massey University, Dr. David Popovich capsaicin memang memiliki efek termogenik ringan, yakni membantu tubuh membakar sedikit kalori melalui peningkatan suhu tubuh.

 

"Capsaicin bisa sedikit meningkatkan pengeluaran energi, tapi jumlahnya sangat kecil. Tidak cukup untuk menjadi alat utama penurunan berat badan," jelasnya dalam Frontiers in Physiology (2022).

 

Sementara itu, sebuah studi dari Maastricht University di Belanda, yang dipublikasikan dalam Appetite Journal pada tahun 2013 lalu menemukan bahwa capsaicin dapat meningkatkan metabolisme tubuh sekitar 8 persen selama beberapa jam setelah makan. Efek ini memang nyata, tetapi kecil.

 

Dokter yang juga pendiri Bariatric Medical Institute di Kanada, Dr. Yoni Freedhoff menjelaskan bahwa peningkatan pembakaran kalori dari capsaicin setara dengan membakar 10–50 kalori tambahan dalam sehari. Itu sama seperti berjalan kaki selama 5 menit atau mengunyah permen karet selama 30 menit.

 

"Kalau kamu makan satu porsi mie pedas ekstra besar yang mengandung 800 kalori, dan hanya membakar 30 kalori karena capsaicin, kamu tetap berada pada surplus kalori yang besar,” ungkap Dr. Freedhoff kepada Time Magazine.

 

Efek Menekan Nafsu Makan? Hanya Sementara

Beberapa studi juga menyebutkan bahwa makanan pedas dapat menekan nafsu makan, karena sensasi panasnya membuat kita merasa kenyang lebih cepat. Namun, efek ini hanya bertahan sementara.

 

Menurut penelitian dari British Nutrition Foundation, makanan pedas bisa sedikit mengurangi asupan makan dalam satu kali sesi makan, tapi tidak memengaruhi total konsumsi kalori sepanjang hari. Artinya, seseorang tetap bisa balas dendam beberapa jam setelahnya.

 

Bahkan, dalam studi di American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2011, peserta yang rutin mengonsumsi makanan pedas justru menunjukkan penurunan sensitivitas terhadap capsaicin, sehingga lama-kelamaan efek termogenik dan penekanan nafsu makan menjadi tidak signifikan.

 

Satu hal yang menarik, makanan pedas justru sering bikin kita makan lebih banyak, bukan lebih sedikit. Fenomena ini dikenal sebagai sensory-specific satiety, di mana variasi rasa (pedas, gurih, asam) mendorong seseorang untuk terus makan karena sensasi lidah yang dinamis.

 

Ahli nutrisi dari Tufts University, Dr. Susan Roberts menyebut bahwa makanan pedas sering dikombinasikan dengan makanan tinggi karbohidrat dan lemak, seperti nasi putih, mie, gorengan, atau daging berlemak.

 

"Sensasi pedas justru membuat makanan lebih nikmat, dan itu bisa menyebabkan seseorang mengonsumsi kalori jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh," ujarnya.

 

Dengan semua bukti di atas, penting untuk meluruskan persepsi bahwa makanan pedas bisa dijadikan senjata utama menurunkan berat badan. Benar bahwa capsaicin memiliki efek membakar kalori, namun:

 

  • Efeknya sangat kecil dan tidak sebanding dengan kalori yang masuk jika kita makan berlebihan.
  • Makanan pedas justru sering menggugah nafsu makan, apalagi bila disajikan bersama nasi hangat dan lauk kaya rasa.
  • Tidak ada bukti kuat bahwa konsumsi cabai secara rutin mampu memberikan penurunan berat badan signifikan tanpa defisit kalori dari pola makan secara keseluruhan.

 

 

Sementara itu,  peneliti mikrobioma dan nutrisi dari King’s College London, Prof. Tim Spector  menambahkan bahwa terlalu fokus pada satu bahan makanan ajaib membuat orang lupa pada keseluruhan kualitas pola makan.

 

“Yang menentukan berat badan bukan hanya cabai atau tidak, tapi apa yang Anda makan sepanjang hari, bagaimana pola tidur, stres, dan seberapa banyak Anda bergerak,” jelasnya dalam The Guardian.

 

Jadi, apakah makanan pedas perlu dihindari? tidak juga. Makanan pedas tidak harus dihindari, karena capsaicin memiliki banyak manfaat lain seperti:

 

  • Membantu melebarkan pembuluh darah
  • Meredakan nyeri otot
  • Memiliki sifat anti-inflamasi
  • Meningkatkan sirkulasi darah

 

Namun, jika tujuan Anda adalah menurunkan berat badan, jangan hanya mengandalkan cabai sebagai jalan pintas. Fokuslah pada:

 

  • Defisit kalori
  • Pola makan seimbang
  • Aktivitas fisik teratur
  • Tidur cukup dan manajemen stres

 

Nikmati Pedas, Tapi Jangan Terbuai

Makanan pedas adalah bagian dari kekayaan rasa dan budaya. Menyantapnya bisa memberi kepuasan emosional dan sedikit manfaat metabolik. Tapi percaya bahwa makan pedas bisa secara signifikan menurunkan berat badan adalah mitos yang menyesatkan.

 

Efek pembakaran kalori dari capsaicin ada, tapi sangat kecil. Jika Anda makan pedas namun tetap kalap dengan porsi besar dan makanan tinggi kalori, tubuh tetap akan menyimpan kelebihan energi dalam bentuk lemak. Jadi, jika Anda benar-benar ingin menurunkan berat badan, fokuslah pada konsistensi, bukan sensasi sesaat.