Perut Tak Nyaman Saat Liburan Long Weekend, Ternyata karena Stress, Kok Bisa?
- Pixaby
Dalam jangka panjang, stres ini dapat memicu kondisi seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) yang ditandai dengan nyeri perut, diare atau sembelit secara bergantian. Dr. Peter Whorwell, profesor gastroenterologi dari University of Manchester, menjelaskan bahwa penderita IBS memiliki sistem saraf usus yang lebih sensitif terhadap stres dan perubahan lingkungan.
2. Perubahan Pola Makan dan Dehidrasi
Saat liburan, pola makan cenderung berubah drastis. Kita mungkin makan makanan tinggi lemak, kurang serat, atau mencoba kuliner baru yang tidak biasa dikonsumsi sehari-hari. Tubuh yang tidak terbiasa bisa merespons dengan munculnya gejala seperti kembung, diare, atau sakit perut.
Tidak hanya itu, dehidrasi menjadi penyebab umum lain yang sering diabaikan. Saat bepergian, kita cenderung minum lebih sedikit air agar tidak sering ke toilet. Padahal, kurang cairan akan membuat tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan, sehingga menyebabkan sembelit.
3. Duduk Terlalu Lama dan Minim Aktivitas Fisik
Perjalanan jauh biasanya membuat kita duduk dalam waktu lama tanpa banyak gerak. Ini memperlambat proses pencernaan secara alami. Sistem pencernaan memerlukan gerakan tubuh untuk membantu mendorong makanan melewati usus. Kurangnya aktivitas fisik juga bisa membuat gas terperangkap dalam saluran cerna, menyebabkan perut terasa kembung dan nyeri.
Sebuah studi dari British Journal of Sports Medicine menemukan bahwa bahkan gerakan ringan, seperti berjalan kaki singkat setiap dua jam, dapat membantu mempercepat transit makanan dalam usus dan mengurangi risiko gangguan pencernaan.