Diam-diam Pola Diet Intermitten Fasting Bisa Sebabkan Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung
- Freepik
Seiring waktu, siklus ini bisa mengganggu usaha menurunkan berat badan dan kesehatan metabolik. Penelitian juga menunjukkan hubungan kuat antara IF dan gangguan makan, termasuk binge eating, craving makanan, rasa bersalah, dan kecemasan, terutama pada remaja dan dewasa muda.
Risiko Gangguan Makan
Bagi remaja dan dewasa muda, IF bisa menjadi jalan licin. Puasa lama (lebih dari 16–18 jam) meningkatkan risiko batu empedu karena kantung empedu tidak kosong secara rutin. Hal ini juga dapat menimbulkan stres metabolik yang merugikan kesehatan jangka panjang.
Dalam studi Kanada pada lebih dari 2.700 remaja dan dewasa muda, perempuan yang melakukan IF lebih rentan terhadap perilaku makan tidak sehat dibanding yang lain. Jika IF digabung dengan diet ketat (misal rendah karbohidrat), risikonya lebih tinggi, memicu craving makanan lebih ekstrem dan pola binge eating. Para profesional kesehatan memperingatkan agar IF dilakukan dengan pemantauan dan panduan yang tepat.
Potensi Lonjakan Tekanan Darah dan Gangguan Hormon
Melewatkan makan, terutama di pagi hari, dapat memicu respon stres. Hormon seperti adrenalin dan kortisol bisa meningkat, yang berpotensi menaikkan tekanan darah atau mengganggu keseimbangan metabolik. Melewatkan sarapan, praktik umum dalam IF, terjadi bersamaan dengan kondisi tubuh yang alami waspada di pagi hari, menambah beban pada jantung.