Wanita Korban Stalking Berisiko Alami Serangan Jantung dan Stroke
- Freepik
Lifestyle –Menguntit atau stalking ternyata bukan sekadar membuat korban merasa tidak nyaman secara mental. Penelitian terbaru dari Universitas Harvard mengungkap, perempuan yang menjadi korban penguntitan punya risiko 41% lebih tinggi mengalami penyakit jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Sementara itu, bagi korban yang sampai harus mengajukan perintah perlindungan (restraining order), memiliki peningkatan risiko mengalami penyakit jantung menjadi 70%. Berdasarkan data Crime Survey for England and Wales, satu dari lima perempuan dan satu dari sebelas laki-laki pernah menjadi korban penguntitan.
Sebagai informasi, menguntit didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang menimbulkan rasa tertekan, takut, atau cemas. Bentuknya bisa berupa surat, pesan teks, atau panggilan telepon yang cabul atau mengancam, diikuti, diawasi, atau ada orang yang berkeliaran di dekat rumah atau tempat kerja.
Penemuan dalam Studi
Dalam studi ini, peneliti meneliti kesehatan jantung 66.270 perempuan berusia 36–56 tahun yang terdaftar dalam Nurses’ Health Study II antara 2001–2021. Sekitar 12% melaporkan pernah menjadi korban penguntitan, dan sedikit lebih dari 5% mengatakan pernah mengajukan perintah perlindungan.
Hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara penyakit kardiovaskular dan penguntitan. Perempuan yang rekam medisnya mencatat serangan jantung atau stroke cenderung lebih banyak melaporkan pengalaman menjadi korban penguntitan atau pernah mengajukan perintah perlindungan.
Para ahli percaya bahwa menguntit dapat menimbulkan tekanan psikologis yang mengganggu sistem saraf, menghambat fungsi pembuluh darah, dan memengaruhi mekanisme biologis lain secara negatif.