Mengenal Hurry Sickness, Intai Kesehatan Fisik dan Mental Ibu dan Pekerja

Ilustrasi hurry sickness
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Apakah kamu selalu terburu-buru dari satu tempat atau tugas ke yang lain, padahal tidak ada yang benar-benar mengejarmu selain standar yang kamu tetapkan sendiri? Kalau iya, mungkin kamu mengalami hurry sickness, istilah yang menggambarkan seseorang yang selalu sibuk bergerak, bahkan sampai mengorbankan kesehatannya.

Masak Tanpa Ribet, Cara Bikin Dapur Tetap Bersih Meski Waktu Mepet

“Ini membuat pikiran dan tubuh kita terus berada dalam mode overdrive. Secara fisiologis dampaknya bisa sangat besar,” jelas dokter kegawatdaruratan sekaligus salah satu pendiri dan CEO Orli Health, Dr. Mark Cox dikutip dari laman The Sun, Senin 29 September 2025.

Kamu mungkin bahkan tidak sadar sudah terpengaruh, atau malah merasa senang karena selalu sibuk.Tapi coba tanyakan ini pada diri sendiri kapan terakhir kali aku benar-benar diam dan tenang?

Hati-hati Sering Ngompol Malam & Susah Ereksi, Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Jantung!

“Ketika kita selalu terburu-buru, kita terus-menerus memicu sistem respons stres tubuh. Dalam jangka panjang, ini membuat kadar kortisol (hormon stres utama tubuh) tetap tinggi,” kata dia lebih lanjut.

Kortisol tinggi berkaitan dengan penyakit jantung, peningkatan risiko infeksi, masalah kulit, kenaikan berat badan, dan gangguan tidur. Bahkan kata dia usus pun ikut terdampak.

5 Tempat Healing Paling Menenangkan di Jawa Barat, Stres Dijamin Hilang!

“Stres dikenal sebagai pemicu masalah pencernaan seperti irritable bowel syndrome (IBS), dan bisa merusak cara tubuh kita memproses serta menyerap nutrisi,” ujar Cox

Hurry sickness sering dikaitkan dengan kepribadian Tipe-A, orang yang cenderung kompetitif, berorientasi pada tujuan, terorganisir, serta selalu merasa tertekan oleh urgensi. Pada tahun 1970-an, ahli jantung Ray H. Rosenman dan Meyer Friedman melaporkan bahwa orang dengan kepribadian Tipe-A lebih rentan mengalami penyakit jantung. Perempuan (terutama para ibu), yang cenderung ingin menyenangkan orang lain dan sulit berkata ’tidak’, bisa lebih berisiko.

Halaman Selanjutnya
img_title