Ngumpat di Kantor Bisa Bikin Lega? Hati-hati, Kariermu Bisa Jadi Taruhannya!
- Freepik
Lifestyle –Siapa yang tidak pernah merasa kesal dengan bos yang menyebalkan? Bagi banyak pekerja, mengumpat diam-diam sering jadi cara cepat untuk melampiaskan rasa jengkel. Entah itu sambil mengetik di laptop, di pantry kantor, atau sekadar berbisik dengan teman kerja, umpatan seolah bisa membuat hati lebih lega.
Tapi benarkah mengumpat di kantor aman dilakukan? Apakah ini hanya sekadar cara sehat untuk melepas stres, atau justru bisa jadi bumerang yang merusak reputasi profesionalmu?
Mengumpat adalah bentuk pelepasan emosi yang dikenal sebagai katarsis. Ketika bos memberi tugas mendadak di menit terakhir atau membuat keputusan yang terasa tidak adil, umpatan sering keluar begitu saja.
Ada beberapa alasan umum mengapa pekerja cenderung melakukannya:
- Melepaskan ketegangan: Umpatan bisa membantu meredakan emosi negatif yang menumpuk.
- Merasa lebih berkuasa: Saat tidak bisa melawan atasan secara langsung, umpatan bisa memberi ilusi kontrol.
- Mencari dukungan: Mengumpat bersama rekan kerja bisa membangun rasa kebersamaan dalam menghadapi situasi sulit.
Ternyata, ada beberapa manfaat psikologis dari mengumpat jika dilakukan dengan bijak:
1. Efek Katarsis yang Melegakan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengumpat bisa menurunkan tingkat stres. Dalam studi psikologi, 16% responden merasa lebih tenang setelah melontarkan kata-kata kasar.
2. Meningkatkan Toleransi Rasa Sakit (Emosional dan Fisik)
Studi dari Keele University menemukan bahwa peserta yang mengumpat saat menahan rasa sakit (misalnya tangan direndam dalam air es) bisa bertahan 33% lebih lama. Secara emosional, hal ini serupa: umpatan bisa membantu menahan sakit hati karena perlakuan atasan yang menyebalkan.
3. Mempererat Solidaritas dengan Rekan Kerja
Dalam riset Yehuda Baruch, profesor di University of Southampton, mengumpat dengan proporsi yang tepat bisa mempererat hubungan antarpekerja. Ia menyebutkan dalam jurnal Journal of Managerial Psychology bahwa mengumpat di tempat kerja … dapat menghasilkan dampak positif pada tingkat individu, interpersonal, dan kelompok, termasuk meredakan stres, memperkaya komunikasi, dan meningkatkan sosialisasi.
Artinya, dalam konteks yang tepat, mengumpat dapat membantu komunikasi lebih terbuka dan membangun kedekatan tim.
Risiko Mengumpat di Kantor yang Tidak Bisa Diabaikan
Meski ada manfaatnya, mengumpat bukan tanpa risiko. Jika tidak hati-hati, kebiasaan ini bisa berdampak besar pada kariermu.
1. Reputasi dan Profesionalisme Bisa Hancur
Karyawan yang sering mengumpat bisa dianggap tidak profesional. Teori komunikasi expectancy violations menjelaskan bahwa perilaku yang melanggar ekspektasi sosial (seperti mengumpat di tempat formal) akan dinilai negatif dan mengurangi kredibilitas.
2. Menciptakan Lingkungan Kerja Tidak Nyaman
Menurut Jim O’Connor, penulis buku Cuss Control, terlalu banyak mengumpat bisa membuat rekan kerja lain merasa tidak nyaman. “Orang bisa kehilangan respek dan akhirnya menjauh,” katanya.
3. Berisiko Kena Sanksi
Jika atasan atau manajemen mengetahui kebiasaan ini, kamu bisa dianggap melakukan pelecehan verbal atau berkontribusi pada budaya kerja yang toksik. Dalam skenario terburuk, hal ini bisa berdampak pada penilaian kinerja atau bahkan PHK.
Bagaimana Mengelola Emosi Tanpa Harus Mengumpat?
Kalau kamu sering merasa ingin mengumpat di kantor, ada beberapa cara untuk mengendalikan emosi dengan cara yang lebih aman:
- Curhat pada Orang yang Tepat
Alihkan keluhan pada teman dekat di luar kantor atau mentor karier yang bisa memberikan perspektif lebih sehat. - Ambil Napas Dalam dan Istirahat Sejenak
Teknik relaksasi seperti menarik napas dalam atau berjalan sebentar ke luar ruangan bisa meredakan emosi. - Tulis di Catatan Pribadi
Menuangkan kekesalan di jurnal atau catatan pribadi bisa jadi pelepasan emosi yang aman dan tidak melibatkan orang lain. - Gunakan Humor
Daripada mengumpat, cobalah mengubah keluhan menjadi humor ringan yang tidak menyerang individu tertentu.
Kapan Mengumpat Bisa Jadi Bom Waktu?
Ada beberapa situasi yang sangat berisiko jika kamu mengumpat, di antaranya:
- Ditujukan langsung kepada individu (terutama atasan). Ini bisa dianggap perilaku kasar atau tidak sopan.
- Saat rapat atau forum formal. Bahasa kasar bisa merusak citra profesional seketika.
- Dalam komunikasi tertulis (chat, email, atau dokumen kantor). Semua yang tertulis bisa dijadikan bukti jika ada masalah.