Apel dan Puasa Intermittent: Kombinasi Cerdas untuk Turunkan Berat Badan?
- Pixaby
Menurut ahli ginjal asal Kanada sekaligus salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia intermittent fasting, Dr. Jason Fung, buah-buahan utuh seperti apel sangat ideal dikonsumsi saat jendela makan karena tidak mengganggu proses pembakaran lemak secara drastis, terutama jika dikonsumsi tanpa tambahan karbohidrat olahan.
Sementara itu, pencetus diet 5:2, Dr. Michael Mosley menyebut apel sebagai 'makanan pintar' yang bisa membantu menghindari makan berlebihan saat jendela makan terbuka. Ia menyarankan memilih apel sebagai camilan pengisi antara dua makanan utama agar tubuh tidak merasa lapar berlebihan.
Profesor nutrisi dari University of Illinois, Dr. Krista Varady yang banyak meneliti alternate-day fasting, menyebut apel sebagai buah penyeimbang saat jendela makan sempit karena padat gizi namun ringan. Ia menyarankan mengombinasikan apel dengan protein nabati (seperti almond) untuk hasil optimal.
Sementara menurut laporan dari Harvard Medical School, buah utuh seperti apel membantu menjaga keberhasilan diet jangka panjang karena memberikan rasa kenyang lebih baik dibanding jus atau makanan olahan.
Kapan Waktu Terbaik Konsumsi Apel dalam Intermittent Fasting?
1. Saat Membuka Jendela Makan
Banyak orang merasa lemas atau terlalu lapar saat masuk waktu makan setelah berpuasa belasan jam. Mengonsumsi apel saat ini akan membantu tubuh melakukan transisi dari mode puasa ke mode makan tanpa mengganggu metabolisme. Pilihan terbaik apel hijau, karena lebih rendah gula dan terasa segar.