Kenapa Jam Makan Siang Bikin Lapar Lebih Besar? Penjelasan Ilmiah dan Tips Mengendalikannya
- iStock
Faktor Psikososial: Efek Social Facilitation Saat Makan Bersama
Pernah merasa makan lebih banyak ketika makan bersama teman atau rekan kerja? Fenomena ini dikenal sebagai social facilitation dalam perilaku makan. Saat kita makan bersama, tanpa sadar kecepatan dan porsi makan sering menyesuaikan dengan orang lain di meja.
Studi yang dimuat di Journal of Eating Disorders menjelaskan bahwa makan dalam kelompok dapat meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi, terutama ketika suasana sosial menyenangkan dan percakapan mengalihkan perhatian dari kesadaran makan.
Selain itu, penelitian yang dipublikasikan di arXiv menemukan adanya purchasing mimicry, yaitu kecenderungan memilih makanan yang sama seperti orang sebelumnya dalam antrean. Ini menjelaskan mengapa saat makan siang di kantin atau restoran, kita kerap ikut-ikutan pilihan orang lain dan kadang pilihannya cenderung lebih berat.
Sementara itu, Prof. Suzanne Higgs mengungkap salah satu temuan pentingnya adalah bahwa memori makan memengaruhi konsumsi berikutnya. Dalam penelitiannya, Higgs menemukan bahwa orang yang diingatkan akan waktu dan jumlah makan sebelumnya cenderung makan lebih sedikit pada waktu makan berikutnya. Sebaliknya, mereka yang tidak menyadari atau lupa bahwa telah makan cukup, akan makan lebih banyak.
“Jika kita tidak mengingat bahwa kita telah makan baru-baru ini, otak akan menafsirkan sinyal dari tubuh sebagai rasa lapar, meskipun sebenarnya kebutuhan energi tidak terlalu tinggi,” kata dia.
Fenomena ini berarti, saat kita sibuk bekerja sejak pagi, sering kali kita lupa detail sarapan atau camilan yang telah dimakan. Akibatnya, otak menganggap tubuh perlu “isi ulang penuh” di jam makan siang, mendorong porsi yang lebih besar.