Benarkah Makan Mi Instan dan Telur Bisa Sebabkan Kemiskinan?
- Freepik
Kreativitas Kuliner untuk Anggaran Terbatas
Meski sederhana, mi instan dan telur dapat diolah menjadi hidangan lezat dan lebih bergizi. Menambahkan sayuran seperti kolplay, sawi, atau wortel, serta rempah segar seperti daun bawang, dapat meningkatkan nilai gizi tanpa membebani anggaran.
Misalnya, sajian mi instan dengan telur orak-arik, irisan tomat, dan bayam hanya menambah biaya sekitar Rp2.000–3.000 per porsi. Komunitas kuliner di Indonesia juga kerap membagikan resep kreatif, seperti mi instan goreng dengan campuran tahu atau tempe, untuk menjaga variasi dan gizi. Dengan perencanaan, makanan terjangkau bisa tetap sehat dan menggugah selera.
Harga Pangan dan Stabilitas Ekonomi
Stabilitas harga pangan memengaruhi pilihan kuliner rumah tangga. BPS mencatat fluktuasi harga telur, yang pernah melonjak dari Rp17.000 menjadi Rp24.000 per kilogram pada 2018, memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah.
Kenaikan harga bahan pokok, terutama selama periode seperti Ramadan, mengurangi daya beli. Program bantuan sosial pemerintah, dengan anggaran Rp425,7 triliun pada 2022, bertujuan mengurangi beban ini, namun tantangan seperti distribusi yang tidak merata masih ada.
Pilihan makanan seperti mi instan dan telur sering kali merupakan respons terhadap tekanan ekonomi, bukan penyebabnya.