Liburan Bisa Turunkan Risiko Serangan Jantung? Ini Penjelasan Ahli Kardiologi

Ilustrasi jantung
Sumber :
  • Freepik

LifestyleLong weekend adalah momen yang dinanti banyak orang. Saat pekerjaan sejenak berhenti, banyak dari kita merencanakan perjalanan singkat, staycation, atau sekadar tidur lebih lama. Tapi tahukah kamu? Di balik keasyikan liburan, ada satu manfaat besar yang sering terlupakan yakni liburan ternyata bisa menyehatkan jantungmu.

Tidur pun Jadi Destinasi! Sambut Sleep Tourism, Tren Wisata Paling Inovatif di 2025

 

Seperti diketahui stres berkepanjangan yang menumpuk tanpa jeda bisa berdampak buruk pada sistem kardiovaskular. Para ahli kardiologi kini bahkan menyebut bahwa istirahat yang berkualitas, seperti liburan, bisa menjadi salah satu cara alami untuk menurunkan risiko serangan jantung. Fakta ini diperkuat oleh berbagai studi medis yang menunjukkan hubungan kuat antara frekuensi liburan dan kesehatan jantung.

Bukan Menopause, Tapi Perimenopause yang Tak Disadari dan Buat Bingung Perempuan

 

Dalam artikel ini, kita akan menggali penjelasan ilmiah dari para pakar, termasuk kardiolog ternama, serta mengulas riset-riset yang menjelaskan bagaimana liburan bisa membantu jantung kita bekerja lebih baik.

Kenapa Menopause Bikin Malam Hari Terasa Panas dan Gelisah?

 

Hubungan antara Liburan dan Jantung

Menurut profesor di bidang kesehatan masyarakat dari Syracuse University, Dr. Brooks Gump orang yang rutin mengambil waktu libur memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Dalam studi panjang berjudul Multiple Risk Factor Intervention Trial (MRFIT) yang melibatkan lebih dari 12.000 pria selama sembilan tahun, ditemukan bahwa mereka yang hanya mengambil liburan setahun sekali atau bahkan tidak sama sekali memiliki risiko 30 persen lebih tinggi mengalami serangan jantung dibandingkan mereka yang libur dua kali atau lebih setiap tahun.

 

Studi ini menunjukkan bahwa liburan bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan untuk menjaga kesehatan jantung. Liburan memberi tubuh kesempatan untuk mengistirahatkan sistem saraf simpatis, bagian dari sistem saraf yang aktif saat kita stres. Saat stres menurun, denyut jantung melambat, tekanan darah menurun, dan produksi hormon stres seperti kortisol berkurang.

 

Tak hanya itu, sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) menunjukkan bahwa liburan teratur dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 17 persen. Studi ini melibatkan lebih dari 1.500 pria usia menengah yang dipantau selama 40 tahun. Peneliti menemukan bahwa partisipan yang tetap mengambil liburan setiap tahun memiliki kondisi jantung yang lebih stabil, meski gaya hidup dan pola makan mereka tak jauh berbeda dari yang tidak liburan. Artinya, istirahat mental yang hanya bisa didapat melalui jeda seperti liburan mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup seseorang.

 

Sementara itu, professor di bidang psikologi dan psikiatri dari University of Pittsburgh, Dr. Karen Matthews menjelaskan bahwa istirahat mental berperan penting dalam menurunkan beban jantung.

 

“Ketika seseorang dalam kondisi tenang dan rileks, pembuluh darah lebih terbuka, sirkulasi darah menjadi lebih baik, dan risiko peradangan di dalam tubuh—penyebab utama penyakit jantung—berkurang secara signifikan,” jelasnya.

 

Tak hanya kardiolog, ahli nutrisi pun mendukung gagasan bahwa liburan yang dirancang dengan bijak bisa memberi efek positif bagi jantung. Dokter sekaligus penulis buku How Not to Die, Dr. Michael Greger menyebutkan bahwa saat orang liburan, mereka cenderung lebih punya waktu untuk memperhatikan makanan mereka.

 

“Di luar tekanan kerja dan waktu yang terbatas, orang bisa memilih makanan yang lebih sehat dan punya waktu untuk menyiapkannya sendiri. Ini bisa berdampak langsung pada kadar kolesterol, tekanan darah, dan berat badan—semuanya adalah faktor risiko penyakit jantung,” ungkap Dr. Greger.

 

Hal senada disampaikan oleh dokter umum sekaligus pendiri The Doctor’s Kitchen di Inggris, Dr. Rupy Aujla. Ia menekankan pentingnya mindful eating selama liburan.

 

“Liburan memberi ruang untuk menikmati makanan dengan kesadaran penuh, bukan hanya sebagai pelarian dari stres. Ini sangat baik untuk metabolisme dan fungsi jantung secara keseluruhan,” ujar Dr. Rupy.

 

Stres dan Serangan Jantung: Mengapa Liburan Jadi Solusi?

Stres adalah musuh utama jantung. Saat seseorang mengalami stres kronis, tubuh terus-menerus berada dalam mode fight or flight. Hal ini memicu detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, dan merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu. Menurut American Heart Association, stres yang tidak dikelola adalah salah satu penyebab tidak langsung utama dari serangan jantung dan stroke. Liburan memberi kesempatan untuk memutus siklus stres ini. Bahkan perjalanan singkat dua hingga tiga hari sudah cukup untuk menurunkan kadar kortisol secara signifikan.

 

Berkaitan dengan lokasi liburan, ahli kesehatan mental dan kardiologi sepakat bahwa liburan tak harus mewah atau jauh untuk berdampak positif pada jantung. Melainkan yang terpenting adalah break dari rutinitas dan kesempatan untuk benar-benar rileks. Staycation di rumah, perjalanan ke alam terbuka, atau kunjungan ke desa pun bisa memberikan manfaat yang sama—selama tubuh dan pikiran diberi ruang untuk tenang.

 

Presiden dari American College of Lifestyle Medicine, Dr. Elizabeth Pegg Frates menyarankan untuk memanfaatkan long weekend untuk memperbanyak aktivitas seperti:

 

  • Jalan kaki di taman
  • Tidur cukup
  • Memutus akses dari email pekerjaan
  • Meditasi ringan
  • Makan bersama keluarga

 

Aktivitas tersebut terbukti menurunkan detak jantung istirahat dan menyeimbangkan tekanan darah.

 

 

Tips Liburan yang Baik untuk Jantung

Agar liburan benar-benar menjadi “terapi” untuk jantung, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:

 

  1. Matikan notifikasi kerja selama liburan.
  2. Tidur cukup minimal 7–8 jam setiap malam.
  3. Aktif bergerak, misalnya berjalan kaki 10.000 langkah per hari.
  4. Nikmati alam, karena alam terbuka membantu menurunkan stres.
  5. Pilih makanan sehat, hindari berlebihan makan gorengan atau makanan tinggi gula.
  6. Luangkan waktu untuk tertawa dan bersosialisasi, karena hal itu dapat menyehatkan jantung.

 

Jangan Tunda Liburanmu, Jantungmu Butuh Rehat

Serangan jantung sering datang diam-diam, tanpa tanda jelas. Tapi satu hal yang pasti: gaya hidup penuh tekanan tanpa jeda adalah salah satu penyebab utamanya. Jika kamu selalu merasa sibuk dan menunda-nunda liburan, kini saatnya mengubah pola pikir itu.

 

Seperti kata Dr. Matthews, “Break is medicine. Rest is protection. Liburan adalah perisai alami tubuh dari runtuhnya sistem vital akibat stres.” Jadi, long weekend ini, pergilah. Tidak perlu jauh, yang penting kamu benar-benar istirahat. Karena kadang, cara paling sederhana untuk menjaga jantung tetap berdetak kuat adalah dengan berhenti sejenak.