Ketika Stres Kerja Tak Lagi Biasa, Sejauh Apa Beban Mental Bisa Menjerumuskan pada Pikiran 'Nekat'?
- Freepik
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Occupational Health Psychology, lingkungan kerja yang penuh tekanan sosial dan psikologis dapat memicu rasa tidak berdaya, ketidakamanan, hingga perasaan tidak layak. Dr. Amy Edmondson dari Harvard Business School menjelaskan bahwa ketika orang merasa tidak aman secara psikologis, mereka cenderung menutup diri, kehilangan inisiatif, dan mengalami stres kronis.
"Ketika rasa dihargai hilang, kebutuhan dasar manusia untuk merasa berarti dan terhubung juga ikut lenyap," jelasnya.
Lebih jauh lagi, sebuah laporan dari Mental Health America menyebutkan bahwa lebih dari 70 persen pekerja yang merasa tempat kerjanya toksik mengalami gejala kecemasan dan depresi. Jika dibiarkan, rasa tak berharga ini bisa berkembang menjadi pikiran-pikiran putus asa, termasuk ide untuk mengakhiri hidup. Rasa seperti tidak ada jalan keluar dan tidak ada nilai diri di mata orang lain menjadi kombinasi yang sangat berbahaya.
Dalam kasus yang ekstrem, korban lingkungan kerja toksik tidak hanya merasa kelelahan secara fisik dan mental, tetapi juga merasa bahwa mereka tidak memiliki tempat atau alasan untuk tetap bertahan. Dalam situasi ini, dukungan sosial yang minim dari rekan kerja atau keluarga dapat memperburuk kondisi.
Penting untuk dipahami bahwa seseorang yang berada dalam lingkungan seperti ini butuh lebih dari sekadar cuti atau liburan. Mereka membutuhkan validasi, ruang aman untuk berbicara, dan intervensi psikologis yang tepat. Jika kamu atau orang terdekatmu berada di titik ini, berbicara dengan tenaga profesional bukanlah tanda kelemahan—itu adalah bentuk kepedulian pada diri sendiri.
Antara Stigma dan Kesepian: Silent Struggle
Meski mental health mulai ramai dibicarakan, banyak pekerja tetap memilih diam. Takut dianggap lemah, takut diberhentikan, atau lebih tragis lagi—tak tahu harus bicara ke siapa. Maka mereka menyimpan semuanya sendiri.