Langkah-Langkah Awal untuk Switch Karier di Usia 30-an! Mulai dari Nol, Tanpa Panik
- Pexel
Lifestyle –Pagi hari datang tanpa semangat. Laptop dibuka, tapi jari-jari enggan menyentuh keyboard. Proyek yang dulu membuatmu antusias kini terasa hambar. Padahal ini bidang yang dulu kamu pilih dengan sukacita—yang dulu kamu sebut passion.
Namun perlahan, rasa tertantang itu menguap. Tak ada ruang untuk ide segar. Inisiatif hanya dijawab dengan revisi berulang dan pujian yang dingin. Semangatmu tak padam karena tidak mampu, tapi karena tak lagi merasa tumbuh.
Di usia 30-an, perasaan ini makin kuat. Kamu tak ingin jadi robot di pekerjaan yang tak lagi bermakna. Dan di tengah kekosongan itu, muncul satu pertanyaan pelan tapi mendesak: Bagaimana jika aku mulai ulang? Apakah masih mungkin?
Jawabannya: masih sangat mungkin. Dan kamu tidak sendiri.
Kenapa Ingin Switch Karier di Usia 30-an Itu Wajar (dan Sehat)?
Usia 30-an sering disebut sebagai fase “bangun dari autopilot”. Di usia ini, banyak orang mulai berhenti sekadar mengejar validasi eksternal—gaji tinggi, jabatan, prestise sosial—dan mulai bertanya: Apa sebenarnya yang membuatku merasa hidup?
Menurut psikolog klinis dari University of Virginia dan penulis The Defining Decade, Dr. Meg Jay usia 30-an adalah masa paling penting dalam membentuk arah hidup jangka panjang. Dalam TED Talk-nya yang ditonton lebih dari 13 juta kali, ia mengatakan:
“Thirty is not the new twenty. Claiming your 30s is one of the simplest, most transformative things you can do.”
Artinya, bukan hal aneh jika di usia 30-an kamu mulai mempertanyakan apakah jalan kariermu benar-benar sesuai jiwamu. Bahkan, ini tanda kamu sedang tumbuh dan menjadi lebih sadar diri.