Quarter-Life Clarity: Kenapa Usia 30-an Justru Momen Terbaik untuk Ganti Haluan Kerja?
- Freepik
Lifestyle –Kamu sudah lebih dari lima tahun bekerja. Gaji memang naik sedikit, tapi jabatan tak juga berubah. Pekerjaan terasa repetitif, tidak menantang, dan hari-hari mulai terasa hambar. Sementara itu, lini masa media sosial dipenuhi teman-teman seangkatan yang tampaknya lebih cepat melesat: promosi jabatan, kuliah di luar negeri, membuka bisnis sendiri, bahkan ada yang sudah pensiun dini.
Lalu muncul pikiran yang dulu jarang berani kamu sentuh: Apa mungkin aku harus ganti haluan? Meninggalkan karier yang sudah dibangun selama satu dekade, dan memulai sesuatu yang lebih sesuai dengan jati diri. Tapi apakah usia 30-an bukan terlalu terlambat untuk mulai lagi dari nol?
Jika kamu merasakan hal-hal seperti ini, itu bukan tanda kegagalan—bisa jadi kamu sedang mengalami quarter-life clarity, sebuah fase jujur dalam hidup yang mengarahkanmu pada perubahan penting. Dan kabar baiknya: ini bukan akhir. Ini awal baru yang lebih sadar dan bermakna.
Apa Itu Quarter-Life Clarity? Bukan Krisis, Tapi Kejelasan
Kita mengenal istilah quarter-life crisis, fase di mana orang merasa gelisah, gagal, dan kehilangan arah hidup di usia 20-30an. Tapi menurut psikolog klinis dari University of Virginia dan penulis buku The Defining Decade, Dr. Meg Jay ada sesuatu yang lebih berharga dari krisis: clarity. Quarter-life clarity adalah titik jernih setelah masa penuh keraguan. Ini adalah momen ketika kita mulai memilah hidup: mana yang benar-benar penting, mana yang selama ini hanya warisan ekspektasi orang lain. Ini saat ketika seseorang mulai merasa nyaman untuk menata ulang prioritas dan membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai pribadi, bukan semata-mata ambisi sosial.
“Clarity comes not from avoiding hard decisions, but from choosing intentionally after having lived through enough to know what doesn’t work," kata Dr. Meg Jay