Dibalik Tambang Nikel, Ancaman Kesehatan dari Disfungsi Ginjal hingga Sistem Saraf Mengintai!
- Freepik
Alhasil pencemaran tersebut bisa berdampak pada kesehatan warga atau masyarakat di sekitar. Menurut studi Environmental Health Perspectives dari National Institutes of Health (NIH), paparan kronis terhadap logam berat dalam air minum dapat memicu disfungsi ginjal, kanker saluran kemih, serta penumpukan logam dalam jaringan tubuh yang memicu kerusakan organ jangka panjang. Studi ini menyoroti bahwa paparan arsenik dalam air saja dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan paru-paru hingga 3 kali lipat dibanding populasi normal.
“Tak ada batas aman paparan logam berat seperti timbal atau arsenik dalam air. Paparan kecil sekalipun bisa berdampak besar pada fungsi organ, terutama pada anak-anak,” kata pakar toksikologi lingkungan dari Simon Fraser University (Kanada), Dr. Bruce Lanphear.
Sementara itu, laporan Australian National Health and Medical Research Council mencatat bahwa air yang mengandung logam berat dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan memperburuk penyakit yang sudah ada seperti hipertensi dan diabetes.
Penyakit Kulit: Reaksi Langsung Karena Paparan Kimia
Kulit merupakan organ pertama yang terkena dampak dari air tercemar logam berat, terutama saat mandi, mencuci, atau berenang di air yang mengalir dari sekitar tambang. Senyawa logam seperti nikel, kromium heksavalen, dan arsenik adalah iritan kulit yang kuat.
Menurut dermatolog dari Royal Free Hospital, London, Dr. Jeannette Jackson, paparan jangka panjang terhadap air yang mengandung nikel atau kromium dapat menyebabkan chronic contact dermatitis atau peradangan kulit kronis yang sulit disembuhkan bahkan setelah paparan dihentikan. Beberapa reaksi umum yang bisa terjadi meliputi kulit gatal terus-menerus, ruam merah dan bersisik, luka terbuka atau melepuh, dan infeksi sekunder akibat garukan
Penelitian dari University of Queensland (Australia) juga mengonfirmasi bahwa logam berat dalam air dapat menyebabkan hiperpigmentasi kulit dan keratosis, yang merupakan prekursor kanker kulit non-melanoma.