Asal Croissant Bukan dari Prancis? Fakta Unik yang Mengejutkan!
- Pixabay
Lifestyle –Croissant, pastry berbentuk bulan sabit yang renyah di luar dan lembut di dalam, telah menjadi simbol kuliner Prancis yang mendunia. Aroma mentega yang harum dan tekstur berlapis-lapis membuatnya menjadi favorit sarapan atau camilan di berbagai belahan dunia.
Namun, tahukah Anda bahwa croissant yang identik dengan kafe-kafe di Paris ini sebenarnya bukan berasal dari Prancis? Kisah asal-usul croissant menyimpan fakta mengejutkan yang melibatkan sejarah panjang, pengaruh lintas budaya, dan inovasi kuliner yang menarik.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai sejarah croissant, dari akarnya di Austria hingga transformasinya menjadi ikon kuliner modern.
Kipferl: Nenek Moyang Croissant dari Austria
Sejarah croissant berawal dari Austria, tepatnya dari roti berbentuk bulan sabit yang dikenal sebagai kipferl. Menurut catatan sejarah, kipferl telah ada sejak abad ke-13 di Wina, jauh sebelum croissant dikenal di Prancis. Kipferl, yang dalam bahasa Jerman berarti "bulan sabit," awalnya dibuat dengan adonan sederhana berbahan tepung terigu, mentega, telur, dan ragi, menghasilkan tekstur yang lebih mirip roti daripada pastry modern.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa kipferl dibuat untuk merayakan kemenangan Austria atas pasukan Ottoman pada Pertempuran Wina tahun 1683. Bentuk bulan sabitnya konon terinspirasi dari simbol bendera Ottoman, sebagai simbol kemenangan.
Namun, dokumen lain, seperti puisi kuno Austria, menunjukkan bahwa kipferl sudah ada sejak abad ke-13, jauh sebelum perang tersebut, sebagai bagian dari tradisi Natal.