Waspada! 1 dari 3 Wanita di Atas 50 Tahun Bisa Alami Patah Tulang karena Osteoporosis
- Pixaby
Dampaknya bukan sekadar nyeri. Patah tulang panggul pada lansia bisa menyebabkan penurunan kualitas hidup drastis, ketergantungan jangka panjang pada kursi roda, bahkan meningkatkan risiko kematian dalam waktu satu tahun setelah cedera.
Bagaimana di Indonesia? Berdasarkan data hasil pemindaian tulang (bone scan) Anlene yang dilakukan pada Agustus 2024 hingga Mei 2025 di 12 kota di Indonesia ditemukan bahwa hampir 75 persen lansia di Indonesia memiliki risiko sedang hingga tinggi terhadap osteoporosis . Faktanya, 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis, kondisi yang dapat melemahkan dan merapuhkan tulang sehingga lebih berisiko patah.
“Osteoporosis sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang. Padahal, menjaga kesehatan tulang seharusnya dimulai sejak muda dan terus berlanjut hingga lansia,” kata Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG).
Perempuan Lebih Rentan Alami Osteoporosis
Perempuan sendiri diketahui lebih rentan mengalami osteoporosis, hal ini lantaran berkaitan dengan hormon estrogen. Seperti diketahui, estrogen memiliki peran penting dalam menjaga kepadatan tulang. Saat wanita memasuki masa menopause, kadar estrogen menurun drastis. Penurunan ini memicu percepatan hilangnya massa tulang.
“Dalam 5-7 tahun pertama setelah menopause, wanita bisa kehilangan hingga 20 persen massa tulangnya,” kata profesor kedokteran dari Columbia University dan peneliti di National Osteoporosis Foundation, Dr. Felicia Cosman.
Sehingga tidak mengherankan jika wanita jauh lebih berisiko mengalami osteoporosis dibanding pria. Bahkan wanita yang aktif dan tidak merokok pun tetap berisiko jika tidak menjaga asupan kalsium dan vitamin D atau tidak rutin memeriksa kepadatan tulangnya.