Buang Air Besar Setelah Makan, Bikin Kurus?

Ilustrasi buang air besar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Setelah menyantap hidangan berat, sebagian orang langsung merasa ingin ke toilet. Fenomena ini umum terjadi dan biasanya dianggap sebagai respons normal tubuh. Namun, ada kepercayaan yang mulai populer di kalangan mereka yang sedang diet, yang mana semakin sering buang air besar (BAB), terutama setelah makan, maka semakin cepat berat badan turun.

Resep Nasi Bakar Ayam Suwir yang Pedasnya Nikmat, Rendah Kalori dan Cocok untuk Menu Diet Andalah!

Tapi, apakah benar buang air besar setelah makan bisa membantu proses penurunan berat badan? Atau hanya ilusi yang terjadi akibat tubuh kehilangan massa sementara? Dari sisi medis, frekuensi BAB memang bisa memberi gambaran tentang kesehatan sistem pencernaan. Namun, kaitannya dengan pembakaran lemak atau pengurangan massa lemak tubuh masih sering disalahpahami. 

Dalam artikel ini, akan dibahas secara tuntas apakah BAB setelah makan betul-betul berdampak pada berat badan, lengkap dengan pandangan dari para pakar kesehatan dari Amerika seperti Cleveland Clinic, Mayo Clinic, dan Harvard Health.

Kebiasaan Buang Air Besar Usai Makan

Coba Pola Makan Diet 80:20 yang Realistis, Fleksibel dan Tanpa Pantangan

Keinginan buang air besar setelah makan sebenarnya sangat normal. Refleks gastrocolic (istilah medisnya), ini adalah respons fisiologis tubuh ketika makanan masuk ke lambung, yang memicu pergerakan di usus besar untuk mengosongkan isi sebelumnya demi memberi ruang bagi makanan baru. Menurut ahli gastroenterologi dari Harvard Medical School, Dr. Kyle Staller refleks ini sangat kuat pada sebagian orang, terutama anak-anak dan lansia. 

"Ini bukan tanda tubuh membuang lemak atau kalori, melainkan bagian dari sistem pencernaan yang sehat,” jelasnya.

Benarkah Makanan Gluten-Free Bisa Bantu Turunkan Berat Badan? Ini Faktanya

Jadi, jika Anda langsung ingin ke toilet setelah makan, itu bukan berarti makanan langsung keluar. Biasanya, yang dikeluarkan adalah sisa makanan dari konsumsi sebelumnya.

Lantas adakah hubungan antara buang air besar dan penurunan berat badan?Jawaban singkatnya: ada, tapi tidak seperti yang banyak orang pikirkan. Saat BAB, tubuh memang kehilangan berat tapi hanya dalam bentuk feses dan air, bukan lemak. Penurunan ini sifatnya sementara dan tidak mencerminkan hilangnya kalori secara signifikan. Sementara itu, ahli nutrisi dari Mayo Clinic, Dr. Katherine Zeratsky, menyebut sering BAB tidak berarti tubuh sedang membakar lemak. 

“Penurunan berat karena BAB hanyalah penurunan massa limbah dalam sistem pencernaan, bukan jaringan lemak yang berkurang,” ujarnya.

Lemak tubuh baru bisa terbakar saat terjadi defisit kalori, yaitu ketika asupan kalori lebih rendah daripada yang dibakar tubuh. BAB tidak membakar kalori dalam jumlah signifikan, jadi menurunkan berat badan lewat cara ini bukan strategi efektif.

Fakta atau Mitos: Sering BAB Bikin Langsing Lebih Cepat

Ini adalah mitos yang banyak dipercaya, tapi tidak akurat secara ilmiah. Beberapa diet detoks ekstrem bahkan mendorong penggunaan laksatif (pencahar) untuk membuat tubuh lebih sering BAB demi terlihat lebih ramping.

Padahal, praktik ini berbahaya. Menurut American Gastroenterological Association, terlalu sering buang air besar karena pencahar atau kebiasaan yang dipaksakan justru bisa merusak lapisan usus besar, mengganggu keseimbangan elektrolit, dan membuat tubuh dehidrasi.

Lebih lanjut, Harvard Health menyatakan bahwa frekuensi BAB tidak berkorelasi dengan penurunan lemak tubuh. Seseorang yang hanya BAB satu kali sehari tetap bisa langsing dan sehat, selama ia mengatur pola makan dan aktivitas fisik secara seimbang.

Kapan Sering BAB Justru Harus Diwaspadai?

Jika Anda sering buang air besar setiap kali makan lebih dari 3 kali sehari terutama bila disertai dengan diare, kram, atau darah pada feses, bisa jadi itu tanda gangguan pencernaan seperti:

• Irritable Bowel Syndrome (IBS)

• Inflammatory Bowel Disease (IBD)

• Intoleransi laktosa atau gluten

Menurut Johns Hopkins Medicine, kondisi seperti ini sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter, apalagi jika terjadi terus-menerus selama lebih dari dua minggu. Penurunan berat badan yang terjadi akibat gangguan ini bukanlah hasil dari diet sehat, melainkan karena penyerapan nutrisi terganggu.

Tips Sehat Melancarkan BAB untuk Mendukung Berat Badan Ideal

Meskipun BAB bukan penentu utama turunnya berat badan, menjaga pencernaan yang lancar tetap penting. Pencernaan yang sehat memungkinkan tubuh menyerap nutrisi dengan baik dan menghindari perut kembung serta sembelit. Berikut beberapa tipsnya. 

a. Konsumsi Serat Harian yang Cukup

Buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan kaya akan serat larut dan tidak larut yang membantu pergerakan usus.

b. Perbanyak Minum Air Putih

Air membantu melunakkan feses dan mencegah sembelit, sekaligus menjaga keseimbangan cairan tubuh.

c. Aktif Bergerak

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, yoga, atau berenang dapat merangsang kontraksi usus besar dan membuat proses BAB lebih alami.

d. Jangan Tahan Keinginan BAB

Menahan buang air besar bisa menyebabkan penumpukan feses dan sembelit kronis. Dengarkan sinyal tubuh Anda.

e. Atur Jadwal Makan yang Teratur

Makan di jam yang sama setiap hari bisa membantu sistem pencernaan lebih konsisten.

Buang air besar setelah makan adalah hal yang normal dan sehat, berkat refleks gastrocolic alami tubuh. Namun, tidak ada bukti ilmiah bahwa sering BAB langsung menyebabkan penurunan berat badan. Penurunan berat yang terjadi bersifat sementara dan lebih karena hilangnya air dan sisa makanan, bukan pembakaran lemak.

Penurunan berat badan yang efektif hanya terjadi melalui kombinasi defisit kalori, pola makan sehat, olahraga teratur, dan metabolisme tubuh yang baik. Jika Anda sering BAB setelah makan tanpa gejala yang mengkhawatirkan, tidak perlu cemas. Namun jika disertai keluhan, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Daripada fokus pada frekuensi BAB, lebih baik prioritaskan pola hidup sehat yang berkelanjutan.