Bukan Genetik, Ini Bukti Ilmiah Mengapa Orang Gemuk Jarang Ditemui di Jepang!
- Freepik
Orang Jepang tidak selalu olahraga berat, tetapi mereka sangat aktif secara fisik. Banyak yang berjalan kaki ke stasiun, naik sepeda ke toko, atau menaiki tangga daripada menggunakan lift.
Studi dari Japan Society for the Promotion of Science menyebutkan bahwa rata-rata orang dewasa di Jepang melakukan lebih dari 7.000 langkah per hari, dibandingkan dengan rata-rata warga AS yang hanya sekitar 4.000 langkah.
Kebiasaan aktif ini membantu membakar kalori, menjaga metabolisme tetap optimal, dan memperkuat sistem kardiovaskular—semuanya berkontribusi pada pencegahan obesitas.
Selain itu, Jepang diketahui menjadi salah satu negara yang mengintegrasikan pendidikan gizi di sekolah secara formal. Anak-anak tidak hanya belajar soal makanan sehat, tetapi juga memasak, menyajikan, dan makan bersama dengan rasa hormat terhadap makanan. Selain itu, pemerintah Jepang sejak 2005 menerapkan Shokuiku Law, yaitu kebijakan edukasi makanan nasional, untuk menanamkan kebiasaan makan sehat sejak dini.
Peran Sosial dan Budaya dalam Menjaga Berat Badan
Di Jepang, budaya malu (shame culture) dan penghargaan terhadap kebersihan diri juga memengaruhi gaya hidup sehat. Merawat tubuh dianggap bagian dari tanggung jawab sosial, bukan semata kepentingan pribadi. Sementara itu, budaya makan bersama juga berperan besar dalam menjaga kualitas makanan. Makanan rumah sering diutamakan, dan porsi restoran cenderung lebih kecil dibandingkan negara-negara Barat.
Berikut adalah beberapa prinsip gaya hidup Jepang yang bisa kita adaptasi: