Pulang Kerja Malah Nangis? Ternyata Ini Alasan Psikologis yang Jarang Dibahas

Ilustrasi menangis
Sumber :
  • Freepik

LifestylePulang kerja seharusnya jadi waktu paling ditunggu sebab bisa rebahan, melepas lelah, dan menikmati rumah. Namun, tak sedikit orang justru merasa hampa, lelah berlebihan, bahkan sampai menangis tanpa alasan jelas ketika sampai di rumah.

Kenapa Malah Emosi Saat Sampai Rumah Usai Kerja? Hati-Hati Emotional Spillover

Fenomena ini ternyata punya penjelasan psikologis yang nyata, bukan sekadar drama atau kelemahan diri. Menurut psikolog klinis dan executive coach asal New York, Dr. Lauren Appio, perasaan menangis setelah bekerja sering kali terkait dengan penumpukan stres yang akhirnya meledak begitu tubuh merasa aman.

“Ketika kita berada di lingkungan kerja, kita cenderung menahan emosi agar terlihat profesional. Begitu sampai rumah, pertahanan itu runtuh dan tubuh memberi sinyal lewat tangisan,” kata dia dikutip dari laman Self.

Stuck dan Nggak Semangat Kerja Bisa Jadi Pertanda....

Lantas mengapa pulang kerja bisa bikin nangis? Berikut ini beberapa alasannya.

1. Pelepasan Emosi yang Tertahan

Sepanjang hari di kantor, banyak orang menahan rasa marah, kecewa, atau stres agar tetap terlihat profesional. Begitu sampai rumah, ruang aman yang lebih pribadi, emosi itu keluar dalam bentuk tangisan.

2.  Fenomena “Post-Work Crash”

Mengapa Weekend Selalu Bikin Malas? Hati-hati Pertanda Burnout

Dr. Appio menyebut kondisi ini sebagai post-work crash, yaitu penurunan drastis energi fisik dan mental setelah seharian bekerja. Ketika adrenalin kerja menurun, rasa lelah yang tertahan akhirnya terasa sangat berat.

3. Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion)

Tangisan juga bisa menjadi tanda kelelahan emosional. Ini sering dialami mereka yang pekerjaannya penuh tekanan, berurusan dengan banyak orang, atau menghadapi tuntutan tinggi tanpa jeda.

Faktor Psikologis yang Memengaruhi

1. Burnout

Burnout bukan sekadar lelah, tapi kombinasi antara kelelahan emosional, penurunan motivasi, dan rasa terjebak. Salah satu gejala yang kerap muncul adalah menangis tanpa sebab jelas.

2. Kurangnya Dukungan Sosial

Menurut penelitian dari Journal of Occupational Health Psychology, dukungan sosial baik dari rekan kerja maupun keluarga berperan besar dalam mengurangi stres kerja. Ketika seseorang merasa sendirian menghadapi beban, risiko meluapkannya dengan menangis jadi lebih besar.

3. Perfeksionisme dan Tekanan Diri

Orang dengan standar terlalu tinggi untuk dirinya sering kali lebih rentan menangis setelah kerja, karena mereka merasa apa yang dikerjakan selalu kurang.

Apakah Normal Menangis Setelah Kerja?

Ya, sangat normal. Menangis adalah cara alami tubuh meredakan stres. Seperti kata Dr. Appio, tangisan bisa menjadi mekanisme pelepasan emosional yang menyehatkan, selama tidak terjadi terus-menerus hingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Artinya, kalau hanya sesekali terjadi, itu tanda tubuh sedang menyeimbangkan diri. Namun, jika hampir setiap hari menangis dan mulai memengaruhi tidur, hubungan, atau performa kerja, itu bisa jadi tanda perlu bantuan lebih serius.

Cara Mengatasi agar Tidak Terjebak dalam Siklus Nangis Setiap Pulang Kerja

1. Lakukan Ritual Transisi

Buat rutinitas kecil setelah pulang kerja, misalnya mandi air hangat, mendengarkan musik, atau jalan kaki sebentar. Ritual ini membantu otak beralih dari mode kerja ke mode istirahat.

2. Curhat atau Menulis Jurnal

Alih-alih menahan emosi sendirian, cobalah berbagi cerita dengan orang terdekat atau menuliskannya dalam jurnal. Cara ini membantu meredakan ketegangan emosional.

3. Batasi Overthinking tentang Pekerjaan

Pasang batasan waktu untuk memikirkan pekerjaan. Misalnya, setelah pukul 8 malam, tidak membuka email atau chat kerja lagi.

4. Latihan Relaksasi

Teknik napas dalam, meditasi singkat, atau stretching ringan bisa menurunkan kadar kortisol (hormon stres) dan membuat tubuh lebih rileks.

5. Cari Bantuan Profesional Jika Perlu

Jika tangisan terus berulang dan diikuti gejala lain seperti sulit tidur, cemas berlebihan, atau merasa hampa berkepanjangan, sebaiknya konsultasi dengan psikolog.

Menemukan Makna dari Tangisan

Alih-alih merasa lemah, tangisan bisa dilihat sebagai alarm tubuh bahwa ada yang tidak seimbang. Apakah beban kerja terlalu berat? Apakah kebutuhan istirahat dan waktu pribadi sering terabaikan? Menyadari penyebabnya bisa jadi langkah awal menuju perubahan positif.

Seperti yang ditegaskan Dr. Appio, menangis setelah kerja bukan tanda kelemahan, melainkan tanda tubuh memberi tahu Anda bahwa sudah saatnya mencari cara lebih sehat untuk mengelola stres.