Kenapa Malah Emosi Saat Sampai Rumah Usai Kerja? Hati-Hati Emotional Spillover

Ilustrasi marah-marah
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Pernahkah kamu merasa bukannya tenang setelah pulang kerja, malah jadi mudah marah atau tersulut emosi di rumah? Banyak orang mengalami hal serupa. Meski pekerjaan selesai di kantor, ternyata beban emosinya tidak ikut berhenti.

Tips Gaya Hidup Berkelanjutan: Mengadopsi Inovasi Plastik Ramah Lingkungan

Fenomena ini dikenal dengan istilah emotional spillover, tumpahan emosi negatif dari dunia kerja yang terbawa ke kehidupan pribadi. Jika tidak disadari, kondisi ini bisa mengganggu suasana rumah, memperburuk komunikasi dengan pasangan, bahkan memengaruhi hubungan dengan anak.

Padahal, rumah seharusnya menjadi tempat pemulihan dari penatnya pekerjaan. Lantas apa itu emotional spillover?

Kunci Sukses Naik Jabatan dengan Cara Berkelas, Tak Pernah Diajarkan di Bangku Kuliah

Dalam psikologi kerja, ada konsep yang disebut spillover theory. Teori ini menjelaskan bahwa sikap, emosi, keterampilan, hingga perilaku seseorang dalam satu ranah kehidupan bisa mengalir ke ranah lain. Artinya, stres yang kamu bawa dari kantor tidak berhenti di pintu rumah, tetapi ikut hadir dalam interaksi dengan keluarga.

Menurut model spillover–crossover, tumpahan emosi negatif bahkan tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tetapi juga bisa menular pada pasangan atau anggota keluarga lain. Jadi, ketika kamu pulang dengan wajah murung atau mudah tersulut emosi, pasangan pun bisa ikut merasa tegang dan stres.

Cuma Butuh 10 Cara Sederhana, Kamar Mandi Bisa Bebas Bau Pesing Selamanya!

Fenomena ini sebenarnya bisa terjadi dalam dua arah yakni positif maupun negatif. Namun, yang sering jadi masalah adalah negative spillover, ketika emosi buruk dari kantor justru memperburuk keharmonisan rumah tangga.

Sejumlah penelitian mendukung kenyataan bahwa emotional spillover berdampak nyata pada hubungan keluarga. Misalnya, sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa intensitas bekerja dari rumah justru meningkatkan work-to-home conflict atau konflik antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga. Ketika pekerjaan menuntut lebih banyak waktu dan energi, kesempatan untuk hadir sepenuhnya bagi keluarga jadi semakin berkurang.

Halaman Selanjutnya
img_title