Kenapa Malah Emosi Saat Sampai Rumah Usai Kerja? Hati-Hati Emotional Spillover
Rabu, 10 September 2025 - 18:02 WIB
Sumber :
- Pixaby
Dalam jangka panjang, hal ini juga dapat memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi. Lebih jauh lagi, jika dibiarkan, anak-anak pun bisa terkena dampaknya. Mereka dapat merasa diabaikan atau menjadi korban dari luapan emosi yang seharusnya tidak ditujukan kepada mereka.
Dengan kata lain, spillover bukan sekadar persoalan suasana hati. Ia adalah fenomena yang bisa memengaruhi kualitas hidup seluruh anggota keluarga.
Kabar baiknya, emotional spillover bisa dikendalikan. Ada beberapa strategi yang terbukti efektif menurut penelitian:
- Gunakan coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping).
Penelitian oleh Sirgy (2020) menemukan bahwa strategi menghadapi masalah secara langsung lebih efektif dalam mengurangi dampak negatif spillover dibanding sekadar mengelola emosi. Misalnya, jika pekerjaan membuat stres karena beban berlebih, carilah solusi manajemen waktu atau komunikasikan dengan atasan. - Atur batas antara kerja dan rumah.
Cobalah membuat ritual pulang seperti mendengarkan musik di perjalanan, menarik napas dalam, atau mengganti pakaian kerja segera setelah sampai rumah. Langkah sederhana ini membantu otak memberi sinyal bahwa pekerjaan sudah selesai, sehingga kamu lebih siap hadir untuk keluarga. - Manfaatkan dukungan organisasi.
Studi menunjukkan bahwa budaya kerja yang fleksibel dan suportif mampu menekan negative spillover sekaligus meningkatkan positive spillover. Jika perusahaan memberi ruang untuk work-life balance, beban emosional pekerja pun akan berkurang. - Bangun komunikasi sehat dengan pasangan.
Sampaikan pada pasangan ketika kamu sedang lelah atau butuh waktu untuk menenangkan diri. Dengan begitu, pasangan bisa lebih memahami alih-alih merasa diabaikan.