Kenapa Malah Emosi Saat Sampai Rumah Usai Kerja? Hati-Hati Emotional Spillover
- Pixaby
Penelitian lain yang dipublikasikan di Scientific Reports tahun 2025 menunjukkan bahwa konflik pekerjaan-keluarga dapat memicu stres, kelelahan emosional, hingga burnout. Kondisi ini bukan hanya menurunkan kepuasan kerja, tetapi juga memengaruhi kualitas interaksi di rumah.
Ada pula studi yang mengamati pengaruh gosip negatif di tempat kerja. Hasilnya, pekerja yang sering terpapar gosip atau lingkungan kerja toksik cenderung membawa pulang emosi negatif tersebut. Akibatnya, komunikasi dengan pasangan menjadi lebih buruk dan suasana keluarga pun ikut terganggu.
Psikolog D.W. Lee dalam ulasan ilmiahnya mengenai spillover theory menjelaskan bahwa teori spillover menekankan bahwa sikap, emosi, keterampilan, dan perilaku seseorang dalam satu ranah kehidupan bisa mengalir ke ranah lain, baik secara positif maupun negatif.
Lee menambahkan bahwa manusia memiliki sumber daya yang terbatas, baik itu energi, waktu, maupun kapasitas emosi. Ketika sebagian besar sudah terkuras di kantor, sangat mungkin yang tersisa untuk keluarga adalah sisa energi negatif.
”Inilah yang membuat seseorang bisa tampak ramah dan profesional di hadapan rekan kerja, tetapi justru jadi lebih mudah marah ketika sampai rumah,” kata dia.
Dampak pada Hubungan Keluarga
Emotional spillover tidak boleh dianggap remeh. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini bisa menurunkan kepuasan hidup dan kualitas hubungan. Pasangan yang terus-menerus menghadapi emosi negatif dari pekerjaan cenderung mengalami komunikasi yang buruk, kehilangan keintiman, bahkan berisiko menghadapi konflik serius.