Ingin Resign Tapi Masih Ragu? Mungkin Ini Tanda Kamu Sedang Alami Decision Fatigue

Ilustrasi Resign
Sumber :
  • Freepik

  • Setiap memikirkan resign atau bertahan, kamu merasa “mati rasa”.
  • Kamu membuat daftar pro-kontra tapi tak pernah selesai.
  • Kamu merasa bersalah atas apapun pilihan yang dipikirkan.
  • Kamu merasa jalan keluar itu selalu menyakitkan, tak peduli apa pun keputusannya.
  • Kamu terus membatalkan niat karena takut, bukan karena ragu.

Bagaimana Menghadapinya?

Bertahan atau Pergi? Ketika Stres Kerja Mengancam Jiwa, Ini Panduan Psikologisnya

1. Sadari bahwa ragu bukan tanda gagal.
Keraguan adalah respons wajar dari tubuh dan pikiran yang kelelahan. Alih-alih memaksa diri mengambil keputusan besar saat kamu sedang tak sanggup, beri dirimu ruang untuk pulih dulu.

2. Kurangi jumlah keputusan harian.
Minimalkan keputusan kecil. Gunakan energi mentalmu untuk hal yang paling penting: kesejahteraan jangka panjangmu.

Jadi Tulang Punggung Keluarga, Tapi Pekerjaan Bikin Burnout? Ini Saran Psikolog

3. Tentukan batas waktu keputusan.
Berikan diri kamu tenggat waktu: “Aku akan evaluasi pekerjaan ini lagi dalam 2 minggu ke depan.” Tenggat ini memberi kamu struktur tanpa tekanan instan.

4. Konsultasikan pada ahli atau mentor.
Suara dari luar bisa menjadi cermin untuk membantumu berpikir jernih. Psikolog atau career coach bisa membantumu menyusun langkah mundur yang tidak impulsif, tapi juga tidak stagnan.

Quarter-Life Clarity: Kenapa Usia 30-an Justru Momen Terbaik untuk Ganti Haluan Kerja?

5. Rawat dirimu secara emosional.
Tidur cukup, makan teratur, dan jangan memaksa produktivitas saat pikiran sedang kacau. Kamu tidak akan bisa memilih dengan baik jika tubuhmu sendiri sedang berteriak minta istirahat.

Halaman Selanjutnya
img_title