Kenapa Emosi Ibu Rumah Tangga Sering Meledak Karena Hal Sepele?
- Freepik
Artinya, yang meledak bukan kemarahan karena kejadian kecil, tetapi emosi yang sudah penuh, tak diberi ruang, tak diberi nama, dan akhirnya tumpah. Ledakan itu adalah:
- Bentuk protes yang tak terdengar,
- Sinyal bahwa ibu kehilangan kendali atas keseimbangan dirinya, dan
- Seruan terakhir: “Tolong perhatikan aku juga.”
Beban Psikologis Ibu Rumah Tangga yang Tak Terlihat
Banyak orang mengira ibu rumah tangga tidak punya tekanan karena “hanya di rumah.” Padahal, justru itulah yang membuat tekanan mereka tak terlihat namun terus menggerus jiwa. Ibu rumah tangga menjalani kerja emosional (emotional labor) sepanjang hari, setiap hari. Beberapa aspek beban tak terlihat itu antara lain:
- Selalu Siaga Tanpa Henti
Ibu tidak pernah bisa benar-benar off. Bahkan saat istirahat, pikirannya tetap aktif: apakah cucian sudah selesai? Besok bekal anak apa? Jadwal imunisasi sudah dicek? Ini adalah bentuk stres kronis yang mengikis daya tahan mental secara perlahan. - Tuntutan Menjadi Serba Bisa
Dari guru les, chef, sopir, terapis, hingga manajer rumah tangga—semua peran harus dijalani tanpa gaji, tanpa cuti, tanpa jaminan sosial. - Minimnya Validasi Sosial
Tidak ada KPI. Tidak ada promosi. Jarang ada ucapan “terima kasih.” Ini menciptakan invisible work yang membuat banyak ibu merasa tidak terlihat dan tidak diakui. - Kurangnya Waktu Pribadi
Waktu untuk dirinya sendiri sering dianggap egois. Padahal, manusia perlu mengisi ulang energi, bahkan hanya untuk berpikir tanpa gangguan. - Perasaan Bersalah yang Konstan
Ibu sering kali hidup dalam bayang-bayang guilt—takut anak kurang kasih sayang, takut rumah kotor, takut dianggap malas, takut dianggap tidak bahagia walau sudah “hanya di rumah.”
Mengapa Hal Sepele Menjadi Pelampiasan?
Ledakan emosi seorang ibu rumah tangga karena hal kecil sering disalahartikan sebagai sikap berlebihan. Namun di balik itu, tersimpan fakta psikologis yang jauh lebih dalam. Menurut psikolog Harvard dan penulis buku Emotional Agility, Dr. Susan David emosi yang tidak pernah diekspresikan secara sehat akan mencari jalan keluar lain seringkali lewat reaksi spontan yang tak proporsional terhadap hal-hal kecil.