Kenapa Kita Jadi Mudah Tersinggung Saat Uang Menipis?
- Pixaby
Lifestyle –Pernah merasa hari-hari terasa lebih gelap saat saldo rekening mendekati nol? Tiba-tiba, hal kecil bisa memicu ledakan emosi. Perkataan orang terasa menyakitkan, padahal maksudnya biasa saja. Bahkan senyum pasangan atau candaan teman bisa terasa mengganggu, bukan menghibur.
Fenomena ini bukan sekadar "baper" atau kelemahan mental. Ada proses biologis dan psikologis yang bekerja dalam diam saat kita berada dalam tekanan finansial. Menurut para psikolog, tekanan ekonomi bisa memperkuat reaksi emosional dan memperlemah kemampuan otak untuk berpikir jernih. Jadi, kenapa sebenarnya kita jadi lebih mudah tersinggung saat uang menipis?
Otak dan Uang: Ketika Rasa Aman Terganggu
Pada dasarnya, otak manusia dirancang untuk bertahan hidup. Salah satu komponen utama yang berperan dalam proses ini adalah amigdala, pusat emosi yang terletak di bagian dalam otak. Amigdala bertindak seperti sistem alarm yang mendeteksi bahaya dan mengaktifkan respons ‘lawan atau lari’ (fight or flight). Ketika uang mulai menipis, sinyal yang diterima otak menyerupai ancaman terhadap kelangsungan hidup.
Menurut neuroscientist dan profesor psikiatri di Brown University, Dr. Judson Brewer otak tidak membedakan antara ancaman fisik dan ancaman finansial—keduanya memicu reaksi stres yang sama. Ini artinya, saat kita khawatir tidak bisa membayar tagihan atau memenuhi kebutuhan dasar, amigdala akan mengirim sinyal bahaya seolah kita sedang menghadapi pemangsa di hutan.
Lebih lanjut, rasa aman finansial bukan sekadar tentang punya uang untuk membeli barang, tapi tentang keberlanjutan, kontrol hidup, dan harga diri. Ketika uang berkurang drastis, otak merasa kehilangan pijakan. Inilah kenapa banyak orang menjadi lebih sensitif dan impulsif saat kondisi keuangan goyah—karena otak sedang dalam mode bertahan hidup.