Kenapa Kita Jadi Mudah Tersinggung Saat Uang Menipis?
- Pixaby
Masalah keuangan sering kali dikaitkan dengan rasa harga diri. Dalam masyarakat modern, pencapaian materi sering dipakai sebagai ukuran sukses. Ketika uang menipis, bukan hanya angka di rekening yang berkurang—tetapi juga rasa percaya diri.
Peneliti emosi dan kerentanan dari University of Houston, Dr. Brené Brown mengatakan bahwa rasa malu adalah emosi yang sangat merusak, karena membuat seseorang merasa ‘saya adalah kegagalan’, bukan hanya ‘saya gagal’.” Dan rasa malu inilah yang sering hadir dalam kondisi finansial sulit—kita merasa tidak cukup pintar, tidak cukup sukses, tidak cukup berguna.
Perasaan ini bisa memicu reaksi defensif: menjadi mudah marah, menutup diri, atau merasa tersinggung bahkan terhadap saran yang sebenarnya membantu. Ketika seseorang merasa gagal, ia lebih sensitif terhadap kritik dan lebih sulit menerima bantuan—karena bantuan itu sendiri terasa seperti pengingat bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.
Kenapa Kita Perlu Memahami dan Tidak Menyalahkan Diri Sendiri
Mudah merasa marah atau tersinggung saat uang menipis bukanlah tanda bahwa seseorang terlalu lemah secara mental atau tidak bersyukur. Justru, ini adalah respons yang sangat manusiawi dan sangat masuk akal jika dilihat dari sudut pandang psikologi dan neurologi.
Pemahaman akan reaksi ini bisa membantu seseorang untuk lebih welas asih terhadap dirinya sendiri. Psikolog klinis Dr. Kristin Neff, pakar self-compassion, menjelaskan bahwa menerima kondisi emosional sebagai bagian dari pengalaman manusiawi membuat kita lebih mampu bertahan dan bangkit.
“Self-compassion bukan berarti kita pasrah, tapi memberi ruang bagi diri untuk merasa dan memulihkan,” kata dia.