Kenapa Wanita Sering Dicap Terlalu Emosional?
- Freepik
Lifestyle –Pernahkah kamu menyampaikan pendapat dengan tegas, namun justru dianggap berlebihan? Atau saat kamu menunjukkan emosi—marah, sedih, kecewa—orang-orang di sekitarmu langsung menilai kamu terlalu emosional? Ini bukan hanya terjadi padamu. Ribuan, bahkan jutaan wanita di seluruh dunia pernah mengalami hal yang sama.
Label 'terlalu emosional' sering dilekatkan pada wanita, seolah-olah perasaan yang muncul itu tidak valid, tidak logis, dan tidak pantas ditunjukkan. Padahal, emosi adalah bagian alami dari manusia. Lantas, mengapa ekspresi emosi pada wanita sering dianggap kelemahan, sementara pada pria justru sering dipersepsikan sebagai ketegasan? Mari kita gali lebih dalam, bersama pandangan para psikolog kenamaan dari Amerika Serikat dan Inggris, untuk memahami akar masalah ini.
Asal Usul Stereotip: Warisan Budaya yang Mengakar
Menurut profesor psikologi dari Northeastern University dan penulis buku How Emotions Are Made, Dr. Lisa Feldman Barrett label ‘terlalu emosional’ adalah konstruksi sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi.
“Kita dibesarkan dalam budaya yang memberi ruang lebih besar bagi pria untuk dianggap rasional dan bagi wanita untuk dianggap emosional. Ini bukan karena otak wanita berbeda secara dramatis, tetapi karena peran dan ekspektasi sosial yang terus-menerus dibentuk,” jelas Barrett.
Stereotip ini terbentuk dari kombinasi pengaruh budaya, media, dan norma gender yang membatasi ekspresi wanita, bahkan ketika emosi mereka sangat valid. Akibatnya, ketika seorang wanita menunjukkan ketegasan, ia bisa dianggap agresif. Ketika ia menunjukkan kesedihan atau frustasi, ia bisa langsung dilabeli dramatis.