Studi: Orang yang Gampang Baperan, Lebih Rentan Cemas dan Depresi

Ilustrasi orang baperan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Bagi orang yang sering disebut drama queen atau baperan, hidup mungkin terasa berbeda dari kebanyakan orang. Di tengah dunia yang penuh dengan hal negatif hingga membuat sebagian orang jadi seperti ‘batu’ yang tidak merasakan apa-apa, ada juga orang-orang yang justru merasakan segalanya baik secara pribadi, emosional, maupun fisik.

Tips Mengontrol Emosi dan Mood Saat Hamil: Panduan Mendalam untuk Kesejahteraan Mental Calon Ibu

Dalam istilah psikologi, orang-orang seperti itu dikenal sebagai Highly Sensitive Person (HSP) atau orang dengan sensitivitas tinggi. Menurut para psikolog, sekitar 1 dari 3 orang termasuk ke dalam kategori ini.

Dalam penelitian pertama yang melibatkan lebih dari 12.000 partisipan, para ahli di Inggris menemukan bahwa orang dengan sensitivitas tinggi lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi, dibandingkan dengan orang yang kurang sensitif.

Mengapa Lebih Mudah Marah ke Orang Terdekat daripada ke Orang Asing?

“Kami menemukan adanya hubungan positif dan cukup kuat antara sensitivitas dengan berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, PTSD, agorafobia, dan gangguan kepribadian menghindar,” ujar, psikoterapis dari Queen Mary University of London sekaligus penulis studi tersebut, Tom Falkenstein seperti dilansir dari laman Times of India.

Ia menambahkan bahwa temuan ini menunjukkan sensitivitas seharusnya lebih dipertimbangkan dalam praktik klinis, baik untuk membantu diagnosis maupun meningkatkan efektivitas pengobatan. Orang dengan sensitivitas tinggi justru bisa lebih responsif terhadap beberapa intervensi psikologis dibandingkan mereka yang kurang sensitif. Sebab itu, Falkenstein merekomendasikan agar faktor sensitivitas dipertimbangkan saat membuat rencana perawatan kesehatan mental.

Apa itu Highly Sensitive Person?

5 Hal yang Harus Diketahui Remaja Wanita tentang Menstruasi

Istilah HSP pertama kali diperkenalkan pada pertengahan 1990-an oleh psikolog Elaine Aron melalui bukunya The Highly Sensitive Person. Secara klinis, HSP didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki sensitivitas lebih tinggi pada sistem saraf pusat terhadap rangsangan fisik, emosional, atau sosial.

Halaman Selanjutnya
img_title