Studi: Orang yang Gampang Baperan, Lebih Rentan Cemas dan Depresi

Ilustrasi orang baperan
Sumber :
  • Freepik

Aron berpendapat bahwa orang dengan sensitivitas tinggi mungkin memiliki indra kewaspadaan yang lebih tajam kemungkinan akibat faktor genetic sehingga mampu membaca emosi orang lain dengan tingkat kepekaan yang luar biasa.

7 Tanda Anak Mengalami Daddy Issue, Awas Bisa Terbawa hingga Dewasa!

Penelitian lain juga menemukan bahwa orang HSP mungkin memiliki kadar neurotransmitter tertentu seperti dopamin yang lebih tinggi, sehingga membuat mereka lebih responsif terhadap rangsangan. Sejumlah tokoh terkenal, seperti Nicole Kidman, Miranda Hart, dan Lexi Jones, bahkan pernah secara terbuka mengaku sebagai HSP.

Apa kata hasil penelitian?

Para ilmuwan menganalisis 33 studi dengan total 12.697 peserta dewasa dan anak-anak di atas usia 12 tahun, dengan rata-rata usia partisipan 25 tahun. Hasilnya, orang dengan sensitivitas tinggi lebih berisiko mengalami depresi dan kecemasan.

Kehilangan Anak Lebih Menyakitkan bagi Orang Tua

Dalam laporan yang dimuat di jurnal Clinical Psychological Science, para peneliti menyebutkan bahwa sensitivitas berkorelasi dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk agorafobia dan gangguan kepribadian menghindar.

Salah satu alasannya adalah karena kedalaman cara mereka memproses informasi, atau kecenderungan untuk mengalami overstimulasi. Misalnya, mereka cenderung terlalu banyak khawatir tentang masa depan atau membayangkan berbagai kemungkinan buruk dalam suatu situasi.

Mengapa Jumat Membuat Kita Lebih Bahagia: Psikologi di Balik Friday Feeling

Menurut Profesor Michael Pluess, pakar psikologi perkembangan dari University of Surrey dan Queen Mary University of London sekaligus penulis bersama studi ini, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa orang sensitif lebih terpengaruh oleh pengalaman  baik yang negatif maupun positif. Karena itu, kualitas lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada kesejahteraan mereka.

Halaman Selanjutnya
img_title