Tidur Terlalu Lama di Akhir Pekan Bisa Picu Stroke Begini Penjelasan Medis
- Pixabay/ AiArtista
Lifestyle –Banyak orang menganggap tidur panjang saat akhir pekan sebagai 'biaya sosial' dari jadwal padat dan kurang istirahat di hari biasa. Padahal, tidur terlalu lama atau oversleeping bukan sekadar kebiasaan santai, dan bisa menyebabkan masalah serius. Riset menunjukkan korelasinya kuat dengan risiko stroke, penyakit jantung, bahkan gangguan metabolik.
Mari kita kupas alasan ilmiah dan medisnya, berdasarkan penelitian dan pendapat ahli dunia, dalam artikel yang ringan, tapi penuh insight. Sebelum menjelaskan lebih lanjut terkait kaitan antara oversleeping dengan penyakit stroke. Mari kita bahas terlebih dahulu apa oversleeping yang dimaksudkan hingga bisa memicu risiko stroke.
Menurut para ahli, tidur malam rata-rata ideal berkisar antara 7–9 jam. Namun ketika orang tidur lebih dari 9 jam atau tidur panjang plus tidur siang lebih dari 90 menit, itu sudah termasuk oversleeping.
Sebuah studi besar di China terhadap 31.750 orang berusia rata-rata 62 tahun menunjukkan bahwa, tidur ≥ 9 jam di malam hari meningkatkan risiko stroke sebanyak 23 persen. Dari studi itu juga diketahui jika tidur siang ≥ 90 menit menit juga meningkatkan risiko stroke hingga 25 persen. Jika dikombinasikan di antara keduanya maka risiko terhadap stroke melonjak hingga 85 persen.
"Tidur ≥9 jam dan tidur siang panjang berkaitan dengan peningkatan risiko stroke. Ini menunjukkan pentingnya jam tidur yang moderat dan menjaga kualitas tidur," kata Dr. Xiaomin Zhang dari Huazhong University.
Meta-analisis global bahkan menemukan overdosis tidur terkait risiko stroke 45 persen lebih tinggi dibanding tidur 7–8 jam per malam . Sementara itu, meta-analisis Swedish & US memasukkan tidur berlebihan sebagai faktor risiko stroke signifikan, di samping kurang tidur, menegaskan pola hubungan berbentuk J-shaped curve.