Stunting Bukan Takdir, Begini Cara Orang Tua Ubah Masa Depan Anak
- pexels
Komunitas lokal, seperti kelompok ibu-ibu atau kader posyandu, dapat menjadi sumber dukungan. Program seperti Bina Keluarga Balita (BKB) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menawarkan edukasi dan pendampingan bagi orang tua. Keterlibatan dalam komunitas juga memungkinkan orang tua untuk berbagi pengalaman dan solusi dalam menerapkan pola asuh yang mendukung pencegahan stunting.
Pemberian ASI Eksklusif dan MPASI
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama harus menjadi prioritas. Setelah itu, MPASI harus diperkenalkan dengan tekstur dan komposisi yang sesuai usia anak. Misalnya, bubur yang diperkaya dengan sayuran dan protein hewani dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Orang tua juga perlu memastikan porsi dan frekuensi makan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan.
Kisah Inspiratif
Sebagai contoh, seorang ibu di Jawa Tengah berhasil mengatasi risiko stunting pada anaknya melalui pendampingan posyandu. Dengan mengikuti saran kader kesehatan, ia rutin memberikan MPASI berbahan lokal, seperti bubur kacang hijau dan ikan, serta membawa anaknya untuk pemeriksaan bulanan. Dalam setahun, anaknya menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan terbebas dari risiko stunting. Kisah ini menunjukkan bahwa komitmen orang tua, didukung oleh pengetahuan dan akses layanan kesehatan, dapat mengubah trajektori perkembangan anak.
Dukungan Pemerintah dan Komunitas
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Gerakan Scalating Nasional untuk menurunkan angka stunting. Program ini mencakup penyediaan layanan kesehatan gratis, seperti pemeriksaan ibu hamil dan anak balita di posyandu, serta distribusi suplemen gizi. Selain itu, komunitas lokal berperan penting dalam menyebarkan informasi tentang parenting dan pola asuh yang mendukung pencegahan stunting.