Lebih dari Sekadar Minuman: Menyelami Filosofi dan Upacara Teh Jepang di Balik Secangkir Matcha

Matcha
Sumber :
  • Pixabay/ Xie

Lifestyle –  Lebih dari Sekadar Minuman: Menyelami Filosofi dan Upacara Teh Jepang di Balik Secangkir Matcha

5 Rahasia Menyeduh Matcha agar Tidak Menggumpal dan Teksturnya Tetap Halus Saat Diminum

Dalam beberapa tahun terakhir, matcha telah menjadi fenomena global, mewarnai menu kafe dan rak supermarket di seluruh dunia. Warnanya yang hijau cerah, rasanya yang unik, dan klaim manfaat kesehatannya menjadikannya primadona. Namun, jauh sebelum menjadi latte atau dessert kekinian, matcha adalah jantung dari salah satu praktik budaya Jepang yang paling dalam dan dihormati: Chanoyu, atau Upacara Minum Teh.

Memahami matcha berarti menyelami sejarah ribuan tahun, filosofi Zen Buddha, dan sebuah seni yang melampaui sekadar menyajikan minuman.

5 Cara Menyimpan Matcha agar Tetap Segar dan Tidak Oksidasi, Dijamin Warna dan Rasa Terjaga

Sejarah Singkat Matcha: Dari Obat Herbal ke Meditasi

Matcha pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada abad ke-12 oleh seorang biksu Buddha Zen bernama Eisai. Ia membawa bibit teh dari Tiongkok dan mempopulerkannya sebagai minuman penunjang meditasi. Eisai menulis buku "Kissa Yojoki" (Catatan tentang Minum Teh untuk Kesehatan) yang menguraikan manfaat teh dalam meningkatkan vitalitas dan kejernihan pikiran. Pada masa itu, teh, khususnya matcha, dianggap sebagai obat herbal dan minuman para biarawan serta bangsawan.

Cara Membuat Iced Matcha Latte Ala Barista dengan Bahan Sederhana dan Rasanya Bikin Nagih

Seiring waktu, konsumsi matcha menyebar ke kalangan samurai dan elite sosial. Mereka mulai mengembangkan ritual minum teh yang lebih formal, yang kemudian berkembang menjadi Upacara Minum Teh yang kita kenal sekarang. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Zen Buddha yang menekankan kesederhanaan, ketenangan, dan kesadaran penuh (mindfulness).

Chanoyu: Upacara yang Merefleksikan Zen

Halaman Selanjutnya
img_title