Dijuluki 'Nasi Miskin', Begini Nikmatnya Nasi Tutug Oncom yang Sudah Naik Kelas

Nasi Tutug Oncom
Sumber :
  • Indonesia Kaya

LifestyleNasi Tutug Oncom, kuliner khas Jawa Barat, menyimpan cerita menarik di balik julukannya sebagai 'nasi miskin'. Dahulu, hidangan ini dikenal sebagai makanan sederhana yang dikonsumsi masyarakat dengan keterbatasan ekonomi, namun kini telah naik kelas menjadi salah satu ikon kuliner Sunda yang digemari wisatawan lokal dan mancanegara. 

Cara Bikin Telur Asin Sendiri di Rumah, Mudah Banget Cuma 15 Menit

Dengan perpaduan nasi pulen yang ditumbuk bersama oncom—fermentasi kacang yang kaya rasa—sajian ini menawarkan cita rasa gurih, pedas, dan tekstur unik yang memanjakan lidah. 

Sejarah Nasi Tutug Oncom

Nasi Tutug Oncom berasal dari daerah Tasikmalaya, Jawa Barat, dan menjadi makanan sehari-hari masyarakat Sunda pada masa lalu. Istilah “tutug” berasal dari bahasa Sunda yang berarti “ditumbuk”, merujuk pada proses pembuatan di mana nasi panas dicampur dan ditumbuk bersama oncom yang telah dibumbui. 

Rahasia Donat Empuk yang Bikin Ketagihan, Yuk Coba di Rumah!

Oncom sendiri adalah produk fermentasi dari kacang tanah, kedelai, atau ampas tahu, yang dulu dianggap sebagai bahan makanan murah dan mudah didapat. Pada era kolonial dan pasca-kemerdekaan, ketika beras berkualitas sulit dijangkau, masyarakat memanfaatkan oncom sebagai sumber protein yang terjangkau. 

Hidangan ini sering disajikan dengan lauk sederhana seperti sambal, lalapan, dan ikan asin, mencerminkan gaya hidup masyarakat agraris yang sederhana namun penuh kreativitas dalam mengolah bahan lokal.

Proses Pembuatan yang Otentik

Jakarta Kehilangan Identitas, Deretan Makanan Khas Ini Mulai Punah

Proses pembuatan Nasi Tutug Oncom terbilang sederhana namun membutuhkan ketelitian untuk menghasilkan cita rasa yang khas. Menurut sumber dari IndonesiaKaya.com, langkah awal adalah menyiapkan oncom, yang biasanya dibakar atau digoreng terlebih dahulu untuk mengurangi aroma fermentasi yang kuat dan menambah tekstur renyah. 

Oncom kemudian ditumbuk bersama bumbu halus seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan kencur, yang memberikan aroma khas dan rasa pedas-gurih. Nasi panas yang baru matang kemudian dicampur dengan oncom bumbu ini, lalu ditumbuk perlahan agar tekstur nasi sedikit lengket dan bumbu meresap sempurna. 

Proses penumbukan ini menjadi kunci keunikan Nasi Tutug Oncom, membedakannya dari nasi campur biasa. Di beberapa restoran modern, hidangan ini disajikan dengan tambahan lauk seperti ayam goreng, tahu, tempe, atau sayur kolplay, meningkatkan daya tariknya tanpa menghilangkan esensi tradisional.

Transformasi Menjadi Kuliner Prestisius

Meskipun awalnya dikenal sebagai 'nasi miskin', Nasi Tutug Oncom kini telah naik kelas dan menjadi menu andalan di berbagai restoran Sunda ternama, seperti di Bandung, Jakarta, dan bahkan kota-kota besar lainnya. Popularitasnya meningkat seiring dengan tren wisata kuliner yang mengedepankan keautentikan makanan lokal. 

Restoran-restoran seperti Saung Sunda di Bandung atau rumah makan tradisional di Tasikmalaya menyajikan Nasi Tutug Oncom dengan penyajian yang lebih elegan, sering kali dibungkus daun pisang untuk menambah aroma alami. 

Menurut data dari Dinas Pariwisata Jawa Barat, kuliner tradisional seperti Nasi Tutug Oncom berkontribusi pada peningkatan kunjungan wisatawan ke destinasi kuliner di Jawa Barat, dengan angka kunjungan mencapai ratusan ribu per tahun pada 2023. Hidangan ini kini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat lokal, tetapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara yang penasaran dengan cita rasa khas Sunda.

Daya Tarik bagi Wisatawan Kuliner

Bagi pecinta kuliner, Nasi Tutug Oncom menawarkan pengalaman gastronomi yang autentik dan terjangkau. Rasa gurih dari oncom yang dipadukan dengan pedasnya sambal dan kesegaran lalapan menciptakan harmoni cita rasa yang sulit dilupakan. Wisatawan dapat menikmati hidangan ini di berbagai tempat, mulai dari warung pinggir jalan hingga restoran ternama. 

Di Tasikmalaya, misalnya, Pasar Cikurubuk menjadi salah satu lokasi populer untuk mencicipi Nasi Tutug Oncom dengan harga mulai dari Rp15.000 hingga Rp30.000 per porsi, tergantung lauk pendamping. 

Selain itu, hidangan ini juga sering dihidangkan dalam acara budaya Sunda, seperti pernikahan atau festival kuliner, menambah nilai budaya bagi wisatawan yang ingin memahami tradisi lokal. Keunikan tekstur nasi yang sedikit lengket dan aroma kencur yang kuat menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan hidangan ini dari kuliner nasi lainnya.

Tips Menikmati Nasi Tutug Oncom

Untuk mendapatkan pengalaman kuliner terbaik, wisatawan disarankan mencoba Nasi Tutug Oncom di tempat asalnya, seperti Tasikmalaya atau Bandung, untuk merasakan keautentikan rasanya. Pilihlah rumah makan yang menggunakan bahan segar dan oncom berkualitas, seperti yang direkomendasikan oleh situs resmi pariwisata Jawa Barat. 

Jika berkunjung ke restoran, tanyakan apakah nasi disajikan dalam daun pisang untuk pengalaman yang lebih tradisional. Wisatawan juga dapat memadukan hidangan ini dengan minuman khas Sunda, seperti es cendol atau bajigur, untuk melengkapi pengalaman kuliner. 

Untuk menghindari keramaian, kunjungi tempat makan di luar jam sibuk, seperti pagi atau sore hari. Informasi dari sumber terpercaya, seperti laman IndonesiaKaya.com atau Dinas Pariwisata, dapat membantu wisatawan menemukan lokasi terbaik untuk menikmati Nasi Tutug Oncom.