Bukan Menopause, Tapi Perimenopause yang Tak Disadari dan Buat Bingung Perempuan

Ilustrasi menopause
Sumber :
  • Pixaby

Berkaitan dengan gejala perimenopause, ginekolog sekaligus penulis buku The Menopause Manifesto, Dr. Jennifer Gunter menjelaskan bahwa gejala perimenopause sangat bervariasi dan sering tidak dikenali sebagai bagian dari proses hormonal.

Gedebak-Gedebuk Saat Mandi, Emang Cowok Harus Seheboh Itu Sama Air?

“Karena haid masih datang, banyak perempuan mengira mereka baik-baik saja, padahal hormon mereka sudah mulai berubah secara signifikan,” kata dia.

Namun ada beberapa gejala khas yang sering dikaitkan dengan perimenopause antara lain siklus haid tidak teratur (bisa lebih pendek atau lebih panjang), hot flashes dan keringat malam, perubahan suasana hati (mudah tersinggung, cemas, atau murung), gangguan tidur, penurunan libido, vagina kering, kesulitan berkonsentrasi atau brain fog, dan perubahan berat badan, terutama di bagian perut.

Benarkah Sering Minum Es Bisa Membuat ASI Membeku?

Sementara itu, terkait berapa lama proses perimenopause bisa berlangsung 4 sampai 10 tahun sebelum seorang perempuan memasuki menopause (ditandai dengan tidak menstruasi selama 12 bulan berturut-turut). Menurut North American Menopause Society (NAMS), usia rata-rata menopause di Amerika adalah 51 tahun, tetapi perimenopause bisa dimulai bahkan sejak usia 35 tahun. Waktu yang panjang inilah yang sering membuat perempuan merasa bingung dengan perubahan tubuh mereka sendiri.

Perimenopause Mempengaruhi Kehidupan Sehari-hari

Banyak perempuan merasa hidup mereka "terguncang" saat perimenopause dimulai, padahal aktivitas harian tampak normal. Sulit tidur di malam hari, lalu merasa lelah dan emosional keesokan paginya. Atau merasa tiba-tiba marah, sedih, dan tidak termotivasi, meskipun tidak ada masalah besar.

90- Minute Silent Reset Bantu Pekerja Lebih Waras?

Gejala-gejala ini bukan hanya mengganggu keseharian, tapi juga bisa berdampak pada hubungan, pekerjaan, dan kesehatan mental secara keseluruhan. Studi dari University College London menemukan bahwa perempuan di usia perimenopause memiliki risiko dua kali lipat mengalami gangguan kecemasan dibandingkan perempuan lain di usia yang sama yang belum mengalami perubahan hormonal.

Halaman Selanjutnya
img_title