Silent Struggle di Kantor, Kenapa Banyak Karyawan Diam-Diam Burnout?

Ilustrasi bekerja di kantor
Sumber :
  • Freepik

  • Beban kerja berlebihan. Deadline ketat, target tinggi, dan jam kerja panjang membuat tubuh dan pikiran cepat terkuras.
  • Kurangnya kontrol atas pekerjaan. Karyawan merasa tidak punya kuasa mengambil keputusan atau mengatur ritme kerja sendiri.
  • Dukungan minim dari atasan dan rekan kerja. Tidak ada ruang untuk curhat atau berbagi tekanan membuat beban terasa semakin berat.
  • Budaya “tahan saja.” Di banyak perusahaan, mengeluh sering dianggap lemah. Akibatnya, banyak karyawan memilih diam.
  • Perubahan organisasi dan komunikasi buruk. Restrukturisasi, pemotongan biaya, atau aturan baru yang tidak jelas memperparah stres.

Meskipun tidak selalu terlihat jelas, ada tanda-tanda yang bisa dikenali:

  • Selalu merasa lelah meski tidur cukup.
  • Mulai sinis atau kehilangan semangat terhadap pekerjaan.
  • Produktivitas menurun, sulit fokus, atau sering menunda pekerjaan.
  • Sakit kepala, gangguan tidur, atau mudah tersinggung.
  • Merasa tidak dihargai, cemas, atau putus asa.
Kenapa Kita Harus Kerja Meski Pekerjaan Sering Bikin Stres?

Sayangnya, tanda-tanda ini sering diabaikan baik oleh karyawan itu sendiri maupun oleh lingkungan kerjanya.

Dampak Silent Struggle: Bukan Hanya ke Individu

Silent struggle bukan sekadar urusan pribadi. Dampaknya bisa meluas:

  • Bagi individu: risiko depresi, kecemasan, gangguan tidur, bahkan masalah kesehatan fisik seperti tekanan darah tinggi.
  • Bagi organisasi: absensi meningkat, performa menurun, turnover tinggi, dan biaya perusahaan membengkak untuk rekrutmen baru.
Halaman Selanjutnya
img_title
Takut Bangun Pagi dan Pergi ke Kantor? Bisa Jadi Ini Sebabnya Secara Psikologis