Masih Jalani Diet Keto? Hati-hati Berisiko Masalah pada Otak, hingga Jantung
- Pixaby
Untuk mendukung kondisi ini, diet keto mendorong konsumsi makanan tinggi lemak dan sangat rendah karbohidrat, seperti protein hewani, produk susu full-fat, lemak sehat, dan sayuran non-tepung. Sebaliknya, makanan kaya karbohidrat seperti biji-bijian, buah, sayuran bertepung, kacang-kacangan, dan gula tambahan sangat dibatasi.
Risiko diet keto
Jika dijalani jangka panjang, diet keto memiliki sejumlah risiko. Menurut Routhenstein, diet ini membatasi konsumsi buah, biji-bijian utuh, beberapa sayuran, dan kacang-kacangan. Akibatnya, asupan vitamin, mineral, dan serat bisa berkurang, yang berpotensi berdampak buruk pada kesehatan usus, otak, dan jantung.
Ada pula risiko peningkatan kolesterol, terbentuknya plak lunak di arteri, gangguan fungsi ginjal dan hati, hingga risiko pengeroposan tulang. Selain itu, pola makan ini dapat memicu gangguan makan dan bahkan isolasi sosial.
Penelitian juga menunjukkan adanya kaitan diet keto dengan stres oksidatif yang memicu penuaan sel, seperti yang diteliti dalam studi yang telah disampaikan sebelumnya.
Studi manusia masih dibutuhkan
Sebagian besar penelitian diet selama ini lebih fokus pada respon tubuh pria. Salah satu alasannya adalah kompleksitas perbedaan tubuh pria dan wanita. Misalnya, tubuh wanita mengalami perubahan hormonal sepanjang siklus menstruasi, sementara tubuh pria relatif lebih stabil.