Merasa Mentok di Kantor? Bisa Jadi Kariermu Butuh Recharging, Bukan Resigning

Ilustrasi malas bekerja
Sumber :
  • Freepik

  1. Proactive recovery.
    Luangkan waktu untuk aktivitas di luar pekerjaan: jalan santai, kumpul dengan teman, atau menekuni hobi. Menurut Vanessa Bohns, aktivitas sederhana seperti ini bisa jadi charger alami untuk semangat kerja.
  2. Flow breaks.
    Dr. Chris Bertram menyarankan istirahat 5–10 menit tiap 1–2 jam. Gunakan waktu ini untuk stretching, tarik napas dalam, atau menetapkan tujuan kecil berikutnya.
  3. Downshifting karier.
    Jack Kelly, penulis di Forbes, menulis bahwa daripada diam-diam berhenti berusaha atau langsung resign, pertimbangkan untuk menurunkan intensitas karier. Itu bisa berarti mengurangi jam kerja, tanggung jawab, atau ekspektasi. Dengan kata lain, downshifting adalah alternatif yang lebih aman sebelum benar-benar keluar dari pekerjaan.
  4. Belajar cara istirahat.
    Vincent Deary, pakar fatigue yang diwawancarai The Guardian, mengatakan bahwa pekerjaan membutuhkan istirahat, dan istirahat itu sendiri membutuhkan usaha. Ia menekankan bahwa istirahat bukan sekadar tidur atau scrolling media sosial, tapi kemampuan disengage dari tekanan kerja.

Langkah Praktis untuk Recharging

Capek Pulang Kerja tapi Masih Harus Bimbing Anak? Begini Caranya Biar Nggak Naik Darah

Recharging bukan hanya tentang cuti panjang. Berikut beberapa langkah kecil yang bisa dicoba:

  • Identifikasi penyebab utama rasa jenuh.
  • Sisihkan flow breaks setiap beberapa jam.
  • Bangun batasan sehat: pisahkan jam kerja dan jam pribadi.
  • Jadwalkan kegiatan self-care rutin.
  • Diskusikan opsi downshifting dengan atasan atau HR.
  • Latih istirahat berkualitas dengan meditasi atau journaling.

Recharging vs Resigning: Mana yang Tepat?

Saat merasa mentok, resign memang terlihat sebagai solusi cepat. Namun, resign seringkali tidak mengatasi akar masalah. Rasa jenuh bisa jadi hanya tanda tubuhmu butuh istirahat. Dengan mencoba recharging terlebih dahulu, kamu memberi kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk pulih, menjaga kestabilan finansial, sekaligus mempertahankan pengalaman kerja yang sudah kamu bangun.

Pulang Kerja Malah Nangis? Ternyata Ini Alasan Psikologis yang Jarang Dibahas

Sebaliknya, resign bisa dipertimbangkan bila setelah mencoba recharging mulai dari liburan, downshifting, hingga belajar istirahat efektif kamu tetap merasa pekerjaan tidak lagi selaras dengan nilai, tujuan, atau kebutuhan hidupmu. Resign idealnya adalah keputusan sadar yang lahir dari refleksi, bukan pelarian dari kelelahan sementara.

Halaman Selanjutnya
img_title