Wanita Usia 50 Tahun Berisiko Osteoporosis Setelah Memasuki Masa Menopause

Ilustrasi ibu dan anak minum susu
Sumber :
  • Istimewa

LifestyleMenjaga tubuh tetap aktif setiap hari bukan hanya demi kebugaran. Seperti diketahui olahraga juga terbukti berperan penting dalam mencegah penyakit degeneratif, termasuk osteoporosis yang diam-diam mengintai banyak orang. Fakta menunjukkan, 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis.

Nikmati 7 Minuman Favorit Ini di Malam Hari, Badan Rileks Tidur Lebih Nyenyak

Pada laki-laki, sekitar 1 dari 5 berisiko terkena osteoporosis. Namun pada perempuan, angkanya jauh lebih tinggi yakni 1 dari 3 wanita berusia 50 tahun ke atas diperkirakan menderita osteoporosis, terutama akibat menurunnya kadar hormon estrogen setelah menopause, massa tulang yang lebih kecil dibanding pria, serta faktor kehamilan dan menyusui.

Kondisi ini sering disebut sebagai silent disease karena pada tahap awal hampir tidak bergejala, namun berisiko berujung pada patah tulang yang dapat mengancam kualitas bahkan keselamatan hidup.

7 Aktivitas Sehat Setelah Makan Siang Agar Tidak Gemuk

"Perempuan memang lebih rentan terkena osteoporosis, terutama setelah menopause akibat menurunnya kadar estrogen yang penting dalam metabolisme tulang. Pencegahan sebaiknya dilakukan sejak dini dengan gaya hidup aktif, seperti berjalan 10.000 langkah setiap hari dan tentunya olahraga rutin. Aktivitas sederhana ini dapat membantu menjaga kepadatan tulang, sendi, dan otot, sekaligus mengurangi risiko patah tulang di kemudian hari,” kata Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG) dalam keterangan resminya, Selasa 9 September 2025.

Studi menunjukkan bahwa wanita menopause yang tidak rutin berolahraga memiliki risiko osteoporosis 4,67 kali lebih besar dibandingkan mereka yang teratur berolahraga. Secara biologis, olahraga teratur memberi tekanan alami pada tulang sehingga merangsang tubuh untuk menyimpan lebih banyak kalsium, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengaktifkan sel pembentuk tulang baru.

Banting Harga! Promo Susu Anak di Indomaret Sampai 3 September 2025

Proses ini membuat tulang lebih kuat, sementara otot dan sendi pun tetap terjaga fungsinya. Oleh karena itu, aktivitas sederhana seperti jalan 10.000 langkah bukan hanya melatih stamina, tetapi juga bekerja langsung memperkuat struktur tulang.

Berdasarkan jurnal kesehatan ilmiah internasional menunjukkan bahwa jumlah langkah harian berbanding lurus dengan manfaat kesehatan. Dibandingkan dengan kelompok yang paling sedikit berjalan, yaitu rata-rata 3.553 langkah per hari, mereka yang mencapai rata-rata 10.901 langkah per hari memiliki risiko kematian dini 40% hingga 53% lebih rendah dalam kurun waktu tujuh tahun.

Jalan 10.000 langkah atau melakukan aktivitas fisik secara rutin juga melatih tulang, otot, dan pembuluh darah agar tetap berfungsi optimal. Selain itu, semakin banyak bergerak berarti semakin sedikit waktu duduk, yang terbukti berkaitan dengan berkurangnya risiko kekakuan sendi, gangguan metabolisme, hingga penurunan harapan hidup. Dengan kata lain, langkah kecil yang konsisten setiap hari dapat memberi dampak besar bagi kesehatan jangka panjang.

“Selama lebih dari 20 tahun, Anlene konsisten mengajak masyarakat Indonesia untuk aktif bergerak dan menjaga kesehatan tulang, sendi, serta otot. Melalui kampanye OsteoWalk 10.000 Langkah, yang telah lama kami gaungkan, Anlene ingin terus mendorong masyarakat menjadikan 10.000 langkah sebagai kebiasaan harian yang sederhana, mudah dilakukan, dan bermanfaat besar,” kata Yauwanan Wigneswaran, Presiden Direktur Fonterra Brands Indonesia.

Selain aktif bergerak, pola makan sehat dan asupan nutrisi lengkap juga menjadi faktor kunci. Scientific & Nutrition Manager, Fonterra Brands Indonesia, Haryadi Raharjo menambahkan, kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun, kemudian bertahan hingga 10 tahun berikutnya, sehingga pemenuhan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D sangat penting di fase ini. Setelah usia 40 tahun, kepadatan tulang memang menurun secara alami, tetapi dengan nutrisi yang tepat prosesnya bisa diperlambat.

“Orang dengan kepadatan tulang tinggi terbukti memiliki risiko lebih rendah terkena osteoporosis dan patah tulang. Karena itu penting selalu mengupayakan menjaga kesehatan, tulang, sendi dan otot agar tetap aktif bergerak di masa lansia. Itulah sebabnya Anlene hadir dengan rangkaian produk yang mendukung kebutuhan dari usia dewasa muda hingga lanjut usia,” kata dia.

Berkaitan dengan susu, merek kenamaan Anlene diketahui diformulasikan dengan tiga manfaat utama: menjaga kekuatan tulang berkat kandungan kalsium tinggi, mendukung sendi tetap fleksibel melalui kolagen, serta membantu mempertahankan massa otot dengan protein berkualitas tinggi dari susu sapi New Zealand.

Susu ini juga tersedia untuk usia 19 tahun yakni Anelene Actifit 3X. Susu ini  diformulasikan untuk membantu menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot sebagai langkah preventif sebelum risiko penurunan kepadatan tulang muncul. Sementara itu, bagi mereka yang memasuki usia 45 tahun ke atas, Anlene Gold 5X dirancang khusus dengan nutrisi lebih lengkap, termasuk omega 3 & 6, kalium, serta vitamin B9 dan B12, yang dapat menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot.