Stuck dan Nggak Semangat Kerja Bisa Jadi Pertanda....
- Freepik
Lifestyle – Pernahkah kamu merasa duduk di depan layar laptop selama berjam-jam, tetapi pekerjaan tidak kunjung selesai? Atau bangun pagi dengan tubuh terasa lelah, padahal tidur semalaman?
Rasa stuck dan kehilangan semangat kerja sering kali dianggap sebagai kurang motivasi, padahal bisa jadi itu adalah sinyal tubuh yang butuh istirahat.
Jika diabaikan, kondisi ini bisa memengaruhi produktivitas, kesehatan mental, hingga fisik. Maka penting untuk memahami kapan turunnya semangat kerja bukan soal malas, melainkan tanda tubuh meminta jeda.
Hubungan Antara Kelelahan dan Turunnya Semangat Kerja
Kelelahan kronis dapat merusak motivasi. Saat tubuh dan otak tidak mendapat istirahat cukup, fungsi kognitif menurun seperti sulit konsentrasi, mudah terdistraksi, hingga mood yang tidak stabil.
Selain itu, stres berkepanjangan tanpa jeda membuat seseorang mengalami emotional exhaustion, keadaan di mana energi mental terkuras habis. Banyak orang mengira mereka tidak cocok dengan pekerjaannya, padahal yang sebenarnya terjadi adalah burnout fisik dan psikis akibat kurang istirahat.
Tanda Tubuh yang Mengisyaratkan Butuh Istirahat
Ada beberapa sinyal yang sering disepelekan, padahal jelas menunjukkan tubuh lelah:
- Sulit fokus meski pekerjaan ringan. Otak tidak mampu memproses informasi dengan baik.
- Tidur cukup tapi tetap merasa capek. Ini menandakan tidur tidak berkualitas atau jenis istirahat lain belum terpenuhi.
- Mudah marah atau emosional. Energi mental yang terkuras membuat kontrol emosi melemah.
- Imunitas menurun. Lebih sering sakit flu, pusing, atau pegal-pegal.
- Hilang minat pada hal-hal menyenangkan. Aktivitas yang biasanya memberi semangat kini terasa hambar.
Jika tanda-tanda ini muncul berulang, kemungkinan besar tubuh sedang berteriak meminta jeda.
Faktor Penyebab Rasa Stuck dan Gairah Kerja Menurun
- Kurang Tidur
Tidur kurang dari 6–7 jam per malam dapat mengganggu regulasi hormon stres, memengaruhi suasana hati, dan menurunkan kemampuan fokus. - Dehidrasi
Kekurangan cairan dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, bahkan menurunkan produktivitas hingga 25%. - Pola Makan Buruk
Makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana memicu lonjakan energi sesaat, lalu menyebabkan rasa lelah berlebihan setelahnya. - Kurang Gerak
Duduk terlalu lama membuat tubuh kaku, sirkulasi darah terhambat, dan energi terasa cepat habis. - Stres Berkepanjangan
Tekanan kerja tanpa ruang istirahat menimbulkan gejala psikosomatis: sakit perut, nyeri kepala, atau jantung berdebar.
Menurut, dokter penyakit dalam dan penulis buku Sacred Rest, Dr. Saundra Dalton-Smith, rasa stuck dan kehilangan semangat kerja tidak selalu soal kurang motivasi, melainkan karena defisit istirahat.
“Banyak orang berpikir jika mereka tidur cukup, mereka sudah mendapatkan istirahat. Padahal ada tujuh jenis istirahat, dan jika kita hanya fokus pada tidur, tubuh dan pikiran tetap bisa merasa lelah,” kata dia dalam wawancara bersama CNN Health.
Tujuh jenis istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik, mental, emosional, sosial, sensorik, kreatif, dan spiritual. Jika salah satunya kurang, tubuh akan tetap mengirim sinyal kelelahan meski kita sudah tidur 8 jam.
Solusi untuk Mengatasi Stuck karena Tubuh Butuh Istirahat
- Evaluasi kebutuhan istirahat. Apakah rasa lelah datang dari fisik, mental, atau emosional? Cari sumbernya terlebih dahulu.
- Lakukan micro-break. Beri jeda 5–10 menit setiap 1–2 jam untuk meregangkan tubuh atau sekadar menjauh dari layar.
- Jaga hidrasi. Minum air putih cukup sepanjang hari untuk menjaga energi dan konsentrasi.
- Atur pola makan. Pilih makanan seimbang dengan protein, serat, dan lemak sehat agar energi lebih stabil.
- Tidur berkualitas. Pastikan 7–8 jam tidur malam dengan lingkungan tidur nyaman dan bebas gangguan.
- Luangkan waktu untuk aktivitas menyenangkan. Membaca, berjalan santai, atau berkumpul dengan teman bisa jadi bentuk istirahat emosional.
- Ambil cuti bila perlu. Jika tubuh benar-benar memberi tanda overload, gunakan hak cuti untuk memulihkan diri.