Suka Multitasking? Hati-Hati, Itu Bisa Bikin Otakmu Tumpul!

Ilustrasi multitasking
Sumber :
  • Shuttershock

Lifestyle –Di dunia kerja yang serba cepat dan serba digital saat ini, multitasking sering terasa seperti sebuah ‘superpower’. Kita bisa membalas email sambil ikut rapat di Zoom, berjalan di treadmill sambil menerima telepon, atau bolak-balik antara chat dan laporan kerja semua demi terlihat produktif.

Merasa Lelah Kerjaan Nggak Ada Habisnya? Hati-hati Pertanda Mentalmu Kewalahan

Tapi, bagaimana kalau kebiasaan yang membuatmu merasa hebat ini justru sebenarnya memperlambatmu dan bikin otak stres? Walaupun multitasking terasa lancar, para ahli saraf mengatakan otak kita sebenarnya tidak benar-benar mengerjakan banyak hal sekaligus. Otak hanya berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas lain, yang disebut task shifting.

Masalahnya, proses pindah ini butuh energi mental. Lama-kelamaan, hal ini bikin fokusmu berkurang, pekerjaan jadi kurang maksimal, dan kualitas hasil menurun. Artinya, memang kamu mengerjakan banyak hal sekaligus, tapi tidak ada satupun yang benar-benar bagus.

Dampak Multitasking pada Otak

Masak Tanpa Ribet di Hari Senin, Begini Cara Bikin Dapur Tetap Bersih Meski Waktu Mepet

Pernah lupa kenapa masuk ke sebuah ruangan atau kehilangan alur pikiran di tengah aktivitas? Itu bukan sekadar pelupa tapi tanda otakmu kelebihan beban karena multitasking terus-menerus.

Penelitian menunjukkan, pelajar yang sering multitasking punya nilai lebih rendah, butuh waktu lebih lama menyelesaikan tugas, dan lebih banyak melakukan kesalahan.

Kapan Waktu yang Tepat Konsumsi Karbohidrat, Protein dan Lemak? Ini Jawabannya

Hal yang sama juga terjadi pada orang dewasa. Multitasking sambil menyetir bahkan sangat berbahaya karena bisa meningkatkan risiko kecelakaan secara signifikan. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa merusak kemampuan otak untuk fokus, mengingat detail, dan berpikir jernih.

Halaman Selanjutnya
img_title