Menangis Setelah Marah? Ternyata Ini Cara Otak Wanita Meredakan Emosi

Ilustrasi Wanita Menangis Usai Marah
Sumber :
  • Pixaby

Tangisan dan Kelegaan Emosional

Diam-Diam Tersiksa, Kenapa Banyak Orang Benci Kerjaannya Tapi Tetap Bertahan?

Setelah menangis, banyak wanita melaporkan perasaan lebih ringan dan tenang. Ini bukan kebetulan. Menurut penelitian dari Yale University, tangisan emosional bisa memicu pelepasan endorphin, zat kimia otak yang menenangkan dan memberikan rasa lega.

Menangis menjadi bentuk reset emosional. Otak yang tadinya dipenuhi lonjakan adrenalin perlahan turun ke kondisi normal. Tekanan darah menurun, napas kembali teratur, dan pikiran mulai lebih jernih. Ini sebabnya banyak orang berkata, “Aku merasa lebih baik setelah menangis.”

Bukan Drama, Tapi Bahasa Tubuh yang Jujur

Kenapa Setelah Seharian Kerja Orang Jadi Lebih Sensitif dan Mudah Marah?

Sayangnya, dalam banyak budaya, tangisan wanita masih sering distigma. Dicap terlalu emosional, terlalu sensitif, atau tidak rasional. Padahal, menurut peneliti sekaligus profesor di University of Houston, Dr. Brené Brown menangis adalah ekspresi keberanian.

“Menangis adalah bentuk kerentanan yang otentik. Hanya orang kuat yang berani menampilkannya,” kata Brown dalam serial dokumenternya di Netflix, The Call to Courage.

Kenapa Suami Baik dan Bucin Justru Disia-siakan hingga Cerai?

Wanita yang menangis setelah marah bukan berarti tidak mampu mengendalikan diri. Sebaliknya, mereka sedang memberi ruang bagi tubuh dan jiwanya untuk menyembuhkan diri, alih-alih memendam atau memaksakan diri terlihat kuat.

Halaman Selanjutnya
img_title