Long Weekend Sudah Dekat, Tapi Kok Senin Tetap Berat?

Ilustrasi Stres di Hari Senin
Sumber :
  • Freepik

LifestyleLong weekend adalah momen yang ditunggu-tunggu banyak orang. Kalender yang menunjukkan hari libur panjang bisa membuat kita merasa senang dan lega. Namun, anehnya, Senin yang hadir sebelum long weekend justru terasa lebih berat dari biasanya. Anda merasa lelah, kurang motivasi, dan sulit memulai pekerjaan. Mengapa hal ini bisa terjadi, bahkan ketika liburan tinggal menghitung hari?

Kenapa Badan Pegal Saat Bangun Tidur Padahal Tidak Beraktivitas Berat Saat Long Weekend?

Secara psikologis, fenomena ini bisa dijelaskan melalui konflik internal antara “kewajiban” dan “keinginan”. Otak kita sudah sibuk membayangkan euforia liburan, sementara tubuh dan pikiran masih harus menghadapi satu hari penuh rutinitas kerja. Inilah yang membuat Senin menjelang long weekend terasa seperti “tembok terakhir” yang sangat berat untuk ditembus. Kombinasi antara ekspektasi liburan dan tuntutan produktivitas menciptakan beban mental yang tidak ringan.

1. Antisipasi Liburan Bisa Meningkatkan Stres 

Ketika kita tahu bahwa liburan panjang akan segera tiba, otak mulai bekerja dalam mode perencanaan dan antisipasi. Kita membayangkan hal-hal menyenangkan seperti bepergian, bersantai, atau bertemu keluarga. Namun, antisipasi ini bisa berubah menjadi tekanan tersendiri. Kita mulai berpikir: “Saya harus menyelesaikan semuanya hari ini agar bisa benar-benar libur.”

Makan Boleh, Kalap Jangan: Cara Menghindari Overeating Saat Liburan

Akhirnya, alih-alih merasa ringan, kita justru merasa tertekan. Hal ini dikenal sebagai pre-vacation stress dalam psikologi—rasa cemas dan kelelahan mental yang muncul sebelum liburan dimulai. Kita ingin segera melompat ke hari libur, tetapi masih harus menuntaskan tanggung jawab hari ini. Inilah yang membuat Senin terasa tidak hanya melelahkan, tapi juga penuh beban emosional.

2. Kelelahan Emosional dari Minggu Malam: Efek “Sunday Dread” 

Tak bisa dimungkiri, Minggu malam sering diwarnai kecemasan akan hari kerja. Fenomena ini dikenal sebagai Sunday Scaries atau Sunday Dread—perasaan gelisah, overthinking, bahkan kehilangan semangat hidup saat malam menjelang Senin. Menjelang long weekend, paradoks ini bisa semakin kuat: kita seolah dikejar waktu untuk segera menyelesaikan pekerjaan agar bisa libur tenang.

Nikmati Kuliner di Tempat Wisata Tapi Berat Badan Tetap Aman, Ini Pola Makan yang Perlu Kamu Jaga

Kondisi ini membuat energi mental terkuras lebih dulu sebelum Senin benar-benar dimulai. Akibatnya, saat hari itu tiba, kita sudah merasa "lelah sebelum mulai". Rasa malas, tidak fokus, dan mudah tersinggung menjadi gejala umum akibat akumulasi stres emosional tersebut.

3. False Start: Motivasi yang Tertahan karena Tahu Akan Libur

Dalam dunia kerja, dikenal istilah false start—kondisi di mana seseorang merasa enggan memberi usaha maksimal karena tahu akan ada jeda sebentar lagi. Ini mirip dengan fenomena di awal tahun, di mana orang sulit memulai karena menanti “momentum yang tepat”.

Menjelang long weekend, kita tanpa sadar menahan diri untuk tidak terlalu produktif, dengan alasan: “Nanti juga libur.” Akibatnya, motivasi kita menjadi setengah hati. Ini menciptakan ketegangan batin antara tuntutan pekerjaan dan keinginan untuk menunda. Kita merasa harus bekerja, tetapi tidak sepenuhnya ingin. Hal ini mengacaukan ritme kerja dan membuat Senin terasa membingungkan dan melelahkan.

4. Budaya Kerja: Harus Produktif atau Tidak Layak Libur?

Budaya kerja yang mengglorifikasi produktivitas membuat banyak orang merasa bersalah jika tidak bekerja optimal, apalagi saat tahu akan menikmati liburan. Perasaan ini disebut productivity guilt. Kita merasa harus “membayar lunas” hari libur dengan kerja ekstra keras sebelumnya.

Sayangnya, ini sering kali tidak realistis. Bekerja terlalu keras di hari Senin menjelang libur justru bisa membuat Anda tidak menikmati liburan secara maksimal karena tubuh dan pikiran sudah terlalu lelah. Ini seperti memaksa tubuh memecut kuda terakhir sebelum garis akhir—mungkin berhasil, tapi dengan risiko kelelahan berkepanjangan.

5. Solusi Psikologis dan Praktis untuk Menaklukkan Senin Menjelang Libur

a. Kenali dan Validasi Emosi Anda 

Tidak apa-apa jika Anda merasa malas atau berat menjalani Senin. Alih-alih melawan perasaan itu, cobalah memvalidasi bahwa itu normal dan manusiawi. Mengenali perasaan ini bisa membantu Anda mengelolanya lebih baik tanpa tekanan berlebih.

b. Ubah Fokus: Dari Produktif ke Progresif

Alih-alih memaksakan diri untuk bekerja seefisien mungkin, ubah target Anda menjadi “berprogres secukupnya”. Fokus pada tugas-tugas ringan tapi penting, sehingga Anda tidak kewalahan tetapi tetap merasa produktif.

c. Buat Transisi yang Menyenangkan di Senin Pagi

Siapkan hal-hal kecil yang bisa meningkatkan mood Anda di pagi hari: minuman favorit, playlist santai, atau olahraga ringan. Transisi yang positif membantu otak berpindah dari mode libur ke mode kerja secara bertahap, bukan secara paksa.

d. Sederhanakan Ekspektasi Hari Itu

Pilih 1–3 hal penting saja yang harus diselesaikan hari itu. Dengan ekspektasi yang realistis, Anda menghindari rasa kewalahan dan memberi ruang untuk istirahat sebelum liburan benar-benar dimulai.

Dengarkan Ritme Tubuh, Bukan Tekanan Sosial 

Hari Senin yang terasa berat menjelang long weekend bukan berarti Anda kurang semangat atau tidak profesional. Justru, ini adalah sinyal dari tubuh dan pikiran bahwa Anda sedang berada dalam masa transisi emosional dan membutuhkan pendekatan yang lebih lembut.

Daripada memaksa diri menjadi super produktif, lebih baik selaras dengan ritme energi Anda sendiri. Dengan menyadari batas, memberi ruang istirahat, dan menjalani hari Senin secara lebih manusiawi, Anda justru bisa menikmati libur panjang dengan tubuh dan pikiran yang lebih siap dan tenang.