Kenapa Hari Senin Terasa Paling Berat Apalagi Jelang Long Weekend? Ini Penjelasannya
- Freepik
Akhir pekan sering menjadi tempat “pelarian emosional” dari tekanan pekerjaan. Kita mengisi waktu dengan aktivitas yang menyenangkan dan membuat rileks: tidur lebih lama, bersosialisasi, atau bahkan sekadar tidak melakukan apa-apa. Ketika Senin datang, kita dipaksa kembali ke pola disiplin, target kerja, dan tanggung jawab. Inilah yang memicu apa yang disebut emotional whiplash—lonjakan emosi mendadak dari positif ke netral atau negatif, yang sangat menguras energi.
Long Weekend dan Konflik Emosional dalam Pikiran
Antisipasi Liburan = Harapan Tinggi = Kekecewaan Lebih Cepat
Secara psikologis, harapan yang tinggi dapat memperbesar rasa kecewa atau frustasi. Ketika kita tahu akan ada long weekend, pikiran sudah mulai “berlibur” lebih awal. Kita merencanakan apa yang akan dilakukan, menghitung hari, dan membayangkan suasana menyenangkan. Akibatnya, hari Senin menjadi semacam “penghalang” yang terasa menyebalkan karena harus dilalui dulu sebelum bisa menikmati semua itu.
Kondisi ini memicu cognitive dissonance—ketegangan batin antara dua realitas: keinginan untuk santai dan kewajiban untuk bekerja. Ketidaksesuaian ini bisa menurunkan motivasi, meningkatkan gangguan konsentrasi, bahkan memperburuk suasana hati.
Social Jetlag: Tubuh Belum Siap Kembali ke Rutinitas
Tak hanya secara psikologis, hari Senin juga berat secara biologis. Istilah social jetlag mengacu pada kondisi ketika ritme biologis tubuh terganggu akibat perubahan pola tidur saat akhir pekan. Misalnya, Anda tidur lebih malam dan bangun lebih siang saat weekend, lalu mendadak harus bangun pukul 6 pagi di hari Senin.